Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Kelompok militan Taliban menemukan uang tunai sekitar 6 juta dolar Amerika Serikat (AS) dan 15 emas batangan di rumah milik mantan Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh yang telah menyatakan dirinya sebagai Presiden Afghanistan.
Seperti yang dilaporkan kantor berita negara itu, Khaama Press pada hari Senin waktu setempat.
Dalam video yang telah disiarkan sebelumnya di media sosial, menunjukkan gerilyawan Taliban sedang mendemonstrasikan aset yang ditemukan di kediaman Saleh.
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (13/9/2021), sebuah sumber yang tergabung dalam kelompok militan itu mengkonfirmasi bahwa 'sejumlah besar uang' telah ditemukan di rumah Wakil Presiden era pemerintahan mantan Presiden Ashraf Ghani itu.
Namun, baik Saleh maupun anggota perlawanan anti-Taliban belum memberikan komentar terkait klaim tersebut.
Baca juga: Aturan Baru Pelajar Wanita Afghanistan, Taliban: Kelas Dipisah, Guru Pria Mengajar dari Balik Tirai
Perlu diketahui, Amrullah Saleh mengklaim kekuasaan dan pengalihan tugas Presiden pada 17 Agustus lalu, tidak lama setelah Taliban menguasai Kabul, ibu kota Afghanistan.
Hal itu dilakukan Saleh karena Presiden Ashraf Ghani saat itu melarikan diri dan pemerintah yang didukung negara Barat pun dibubarkan.
Saleh telah menjabat sebagai Wakil Presiden negara itu sejak Februari 2020, ia juga pernah menjadi Menteri Dalam Negeri pada periode 2018 hingga 2019 dan menjabat sebagai Kepala Direktorat Keamanan Nasional pada 2004 hingga 2010.
Pada 10 September lalu, sebuah sumber yang dekat dengan pasukan perlawanan mengatakan bahwa Taliban menyandera kemudian membunuh saudara laki-laki Saleh, yakni Rohullah Saleh.
Sebelumnya pada 15 Agustus lalu, Taliban memasuki Kabul dan secara otomatis menyelesaikan pengambilalihan mereka atas Afghanistan.
Namun saat itu hanya provinsi utara Panjshir yang tidak berhasil dikuasai dan tetap menjadi pusat perlawanan, hingga akhirnya jatuh pula pada 6 September lalu.
Keesokan harinya, Taliban pun mengumumkan susunan pemerintahan sementara versi mereka.
Kabinet ini akan dipimpin oleh Mohammad Hasan Akhund yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri selama pemerintahan Taliban pertama.
Menariknya, Akhund merupakan sosok yang masuk dalam daftar tokoh yang mendapatkan sanksi dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sejak 2001.
Pasukan perlawanan anti-Taliban pun sejak saat itu bersumpah untuk mundur dari perang tersebut.
Sementara pemimpin mereka, Ahmad Massoud masih tetap optimis dan meminta warga Afghanistan untuk terus melakukan pemberontakan melawan Taliban.