Respons Hamas Atas Pengusiran Qatar, Rupanya Doha Ngambek Soal Perundingan Gencatan Senjata
TRIBUNNEWS.COM - Hamas akhirnya merespons kabar yang menyebutkan kalau Qatar tidak lagi menerima organisasi pembebasan Palestina itu di negara mereka.
Sebagai reaksi pertama terhadap keputusan Qatar, seorang pemimpin gerakan Hamas Palestina mengatakan kalau gerakan tersebut belum menerima permintaan apa pun dari Doha untuk keluar dari negara tersebut.
Baca juga: Dapat Tekanan dari AS Pembela Israel, Qatar Sebut Hamas Tak Lagi Diterima di Negara Teluk
Sumber tersebut mengatakan, dalam sebuah pernyataan kepada Agence France-Presse (AFP), “Gerakan ini belum menerima permintaan apapun untuk meninggalkan Qatar.”
Kantor berita Prancis tersebut -mengutip sumber diplomatik- mengatakan kalau Qatar memutuskan untuk menarik diri dari upaya mediasi untuk menghentikan perang di Jalur Gaza.
Ditambahkan dalam laporan AFP kalau Qatar telah memberi tahu Hamas, Israel, dan pemerintah Amerika Serikat mengenai keputusan tersebut.
Sumber diplomatik tersebut mengindikasikan bahwa Qatar yakin kalau kehadiran kantor Hamas di Doha “tidak lagi bisa diterima.”
Rupanya, keputusan Qatar yang selama bertahun-tahun menjadi rumah kedua bagi sejumlah pimpinan politik Hamas, terkait dengan mandeknya perundingan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
Sumber tersebut, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan, “Qatar memberi tahu Israel dan Hamas bahwa selama ada penolakan untuk menegosiasikan perjanjian dengan itikad baik, mereka tidak akan dapat melanjutkan mediasi tidak lagi memenuhi tujuannya, dan oleh karena itu mereka memutuskan untuk menghentikan kegiatannya.”
Kantor berita Reuters mengutip seorang pejabat Qatar yang berpengetahuan luas yang mengatakan: “Qatar akan menarik diri dari upaya mediasi dalam perundingan gencatan senjata di Gaza, sampai Hamas dan Israel menunjukkan keinginan nyata untuk kembali ke meja perundingan".
Tekanan AS
Media berita berbahasa Ibrani, KAN, mengatakan keputusan Qatar itu sudah dikomunikasikan ke kelompok pembebasan Palestina tersebut "dalam beberapa hari terakhir."
Langkah Qatar ini didasari oleh tekanan Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Satu Skuadron F-15E Strike Eagle AS Mendarat di Yordania, Mau Jaga Israel dari Serangan Iran
Beberapa senator Republik AS mengirimkan surat minggu ini kepada pemerintahan Biden untuk memintanya memberikan tekanan terhadap Qatar untuk membalik kebijakannya yang selama ini memberi ruang bagi para pemimpin Hamas.
Dipimpin oleh senator Roger Wicker dan Jim Rish, anggota senior di komite Angkatan Bersenjata dan Urusan Luar Negeri Senat, ke-12 senator mengatakan sudah waktunya untuk membekukan aset pejabat Hamas yang tinggal di Qatar dan agar pemimpin mereka, Khaled Meshal, diadili.