Pak Jong Chon adalah seorang marshal Korea Utara dan anggota Presidium Politbiro of Partai Buruh Korea yang berkuasa, yang mengawasi tes tersebut.
Baca juga: Militer Korea Utara Tes Rudal Jelajah yang Bisa Menjangkau Daratan Jepang
Baca juga: Kim Jong Un Ungkap Korut Perlu Bersiap Gelar Dialog dan Konfrontasi dengan AS
Murah dan Tepercaya
Foto-foto yang dirilis oleh media pemerintah menunjukkan sebuah rudal bewarna hijau zaitun melesat meninggalkan kolom asap dan api.
Rudal diluncurkan dari atap kereta yang diparkir di rel di daerah pegunungan.
Sementara Korea Selatan telah melaporkan bahwa rudal-rudal itu ditembakkan dari daerah pedalaman tengah Yangdok.
“Rudal mobile melalui rel KA adalah pilihan yang relatif murah dan andal bagi negara-negara yang ingin meningkatkan kemampuan bertahan kekuatan nuklir mereka,” Adam Mount, seorang rekan senior di Federasi Ilmuwan Amerika, mengatakan di Twitter.
"Rusia melakukannyam, AS mempertimbangkannya, dan sangat masuk akal bagi Korea Utara,” katanya.
Baca juga: Kim Yo-jong Muncul Lagi, Adik Pemimpin Korut Kim Jong-un Itu Kecam Keras Menlu Korsel
Baca juga: Rusia Akan Segera Uji Tembak Sarmat, Rudal Balistik Terbesar di Dunia
Mount dan analis lainnya mengatakan sistem itu kemungkinan menghadapi hambatan karena jaringan kereta api yang kurang andal dan terbatas di Korea Utara.
Namun rudal ini menambah masalah bagi militer asing yang berusaha melacak dan menghancurkan rudal sebelum ditembakkan.
Pak mengatakan, ada rencana untuk memperluas resimen rudal yang dibawa kereta api menjadi kekuatan seukuran brigade dalam waktu dekat.
“Dan akan dilakukan pelatihan untuk mendapatkan pengalaman operasional bagi perang yang sebenarnya,” kata Pak, seperti dilaporkan KCNA.
Ankir Panda, seorang rekan senior pada Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS, mengatakan, sistem pengiriman dan peluncuran rudal yang dilakukan Korea Utara ini suatu yang tidak biasa.
Baca juga: Analis Amerika: China Bangun Pangkalan Kedua Bagi Peluncuran Rudal Nuklir
Baca juga: AS Setujui Rencana Penjualan Jet Tempur F-16 dan Rudal Senilai Rp 36 Triliun ke Filipina
"Ini tidak terlalu hemat biaya (terutama untuk negara dengan sumber daya terbatas) dan jauh lebih kompleks secara operasional daripada kekuatan yang lebih ramping dan terintegrasi secara vertikal," katanya di Twitter.
Menurutnya, sistem kereta api yang ditampilkan Korea Utara pada hari Rabu (15/9/2021) mungkin dapat menjadi panggung untuk mengembangkan sistem yang mampu meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) bersenjata nuklir yang lebih besar.
Dia juga mencatat bahwa beberapa sistem rudal yang ditampilkan Korea Utara mungkin hanya demonstrasi teknologi, tidak untuk digunakan sepenuhnya. (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)