Bahkan Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Mark Milley memujinya sebagai "serangan yang benar".
Namun organisasi media meragukan pengakuan dari militer AS.
Mereka melaporkan bahwa pengemudi kendaraan yang ditargetkan oleh Pentagon merupakan karyawan lama di sebuah organisasi kemanusiaan Amerika.
Media juga menilai tidak ada bukti yang jelas untuk mendukung pernyataan Pentagon bahwa kendaraan tersebut membawa bahan peledak.
Belakangan ditemukan bahwa serangan itu menewaskan Zemari Ahmadi, seorang pekerja di organisasi Nutrition and Education International yang mendistribusikan makanan kepada warga sipil Afghanistan.
Ahmadi menjadi korban bersama sembilan anggota keluarganya.
Mobilnya dilaporkan membawa botol air, bukannya bahan peledak.
Hal ini turut ditanggapi Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin dalam pernyataannya.
"Kami sekarang tahu bahwa tidak ada hubungan antara Ahmadi dan ISIS-Khorasan, bahwa aktivitasnya pada hari itu sama sekali tidak berbahaya dan sama sekali tidak terkait dengan ancaman yang kami yakini akan kami hadapi," kata Austin dalam pernyataannya.
"Kami meminta maaf, dan kami akan berusaha untuk belajar dari kesalahan mengerikan ini."
Mobil Ahmadi Diintai selama 8 Jam
Serangan mematikan itu dilancarkan AS tiga hari setelah anggota IS-K melakukan bom bunuh diri di Bandara Internasional Kabul.
Ledakan membunuh puluhan warga sipil dan 13 tentara Amerika Serikat.
Dilansir BBC, intelejen AS melacak mobil pekerja sosial bernama Zemari Ahmadi selama 8 jam.