News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Cerita Pembawa Berita Wanita di Afghanistan saat Tampil di TV: Takut tapi Tetap Tersenyum

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yalda Ali adalah pembawa acara Good Morning, yang mengudara tiap pukul 7 hingga 9 setiap hari di saluran TV TOLO Afghanistan.

TRIBUNNEWS.COM - Pembawa berita Yalda Ali menceritakan kesusahannya menjadi jurnalis wanita di bawah kekuasaan Taliban di Afghanistan.

Sebagai pembawa acara "Good Morning" TOLO TV, Yalda Ali (25) hanyalah satu dari beberapa jurnalis wanita yang masih bekerja di ibu kota Afghanistan setelah Taliban merebut kekuasaan.

Mereka yang masih bekerja sekarang harus tampil di depan umum atau di siaran radio untuk melaporkan berita, tanpa memprovokasi kemarahan penguasa militan mereka.

"Saya harus sangat berhati-hati dengan setiap kata, dan juga tentang riasan yang saya kenakan, bagaimana saya berpakaian dan bagaimana saya berperilaku di sekitar pria," ujar Yalda kepada NBC News dalam sebuah wawancara Kamis (16/9/2021).

"Kami tidak tahu apakah kami memiliki kebebasan berbicara, jadi kami harus berhati-hati agar Taliban tidak mengamuk dan kami dirugikan."

Baca juga: 7 Orang Tewas dan 30 Terluka karena Ledakan di Dua Kota Afghanistan, Diduga Ulah ISIS-K

Baca juga: Keluarga Korban Serangan Drone di Afghanistan Minta AS Tanggung Jawab: Kami Tidak Bersalah

Yalda Ali adalah pembawa acara "Good Morning," yang mengudara tiap pukul 7 hingga 9 setiap hari di saluran TV TOLO Afghanistan. (NBC News)

Yalda baru menjabat sebagai pembawa berita TV selama dua minggu.

Pembawa berita sebelumnya telah meninggalkan Afghanistan ketika puluhan ribu orang melarikan diri saat pasukan Amerika meninggalkan negara itu.

Setelah dua dekade bekerja di bawah undang-undang yang membela kebebasan berekspresi, jurnalis Afghanistan menghadapi masa depan yang tidak pasti di bawah rezim baru Taliban.

Beberapa jurnalis melarikan diri, beberapa dilaporkan dipukuli karena melakukan pekerjaan mereka.

Bekerja bahkan lebih berbahaya bagi perempuan, yang harus berhati-hati atas apa yang bisa dan tidak bisa mereka lakukan di bawah pemerintahan Taliban.

Jurnalis Afghanistan Beheshta Arghand melarikan diri saat Taliban mengambil alih (Screenshot Twitter)

Di bawah pemerintahan Taliban sebelumnya, yang digulingkan oleh pasukan AS pada 2001, perempuan dilarang bersekolah, bekerja, dan meninggalkan rumah tanpa pendamping laki-laki.

Mereka harus mengenakan burqa yang menutupi semua bagian tubuh.

Mereka juga tidak boleh tidak muncul di televisi.

Suara mereka dilarang terdengar di radio.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini