TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pandemi virus corona (Covid-19) secara resmi menjadi pandemi paling mematikan dalam sejarah Amerika, mengakhiri rekor yang tercatat pada pandemi influenza 1918.
Menurut pusat data Covid-19 John Hopkins, angka kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat (AS) telah melewati 675.000.
Angka itu penting diingat, karena 675.000 merupakan perkiraan jumlah kematian di AS, yang disebabkan pandemi influenza 1918.
Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (21/9/2021), menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, kematian akibat pandemi Covid-19 diproyeksikan meningkat dalam beberapa pekan mendatang.
Sedangkan angka kematian 700.000 diprediksi dapat dicapai sebelum 2022.
Perlu diketahui, pada 1918 silam, populasi AS telah mencapai sekitar 100 juta, sementara itu pada saat ini jumlahnya mendekati angka 330 juta.
Baca juga: Pimpinan DPR Ingatkan Pemerintah Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19 Akhir 2021
675.000 kematian pada tahun 1918 dianggap sebagai 0,675 persen dari total populasi negara itu.
Sedangkan jika dilihat pada jumlah populasi pada 2021, angkanya yakni 0,205 persen.
Pandemi influenza di AS menyebabkan hampir 200.000 kematian hanya dalam bulan Oktober 1918 saja.
Penyakit yang disebut pula sebagai 'Flu Spanyol' itu seolah muncul seperti 'bola penghancur'.
Ada juga yang menyebut bahwa 675.000 kematian akibat influenza merupakan perkiraan kasarnya saja.
Karena saat itu, hampir seperempat populasi AS tinggal di negara bagian atau teritori yang tidak melaporkan angka.
Ilmu kedokteran pun mempersulit untuk menentukan apa sebenarnya penyebab kematian ratusan ribu warga AS pada masa itu.