Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, STOCKHOLM - Tingkat antibodi diantara orang yang divaksinasi virus corona (Covid-19) secara lengkap, telah berkurang lebih cepat dibandingkaan yang diperkirakan para peneliti sebelumnya.
Ini menurut laporan dari sebuah penelitian besar yang dilakukan baru-baru ini di Swedia.
Secara total, lebih dari 2.000 karyawan layanan kesehatan di negara itu telah dilibatkan dalam Studi Komunitas yang bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut tentang kekebalan setelah terinfeksi Covid-19 dan efek dari vaksinasi tentang seberapa cepat kekebalan hilang.
Untuk orang yang divaksinasi menggunakan vaksin Pfizer yang belum terinfeksi Covid-19, tingkat antibodinya berkurang setengahnya setelah tiga bulan pasca menerima vaksinasi.
Kemudian setelah tujuh bulan, hanya 15 persen dari level aslinya yang tersisa, penurunannya mencapai 85 persen.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Menerima Vaksin Booster Pfizer-BioNTech
Baca juga: CEO Pfizer Prediksi Kehidupan Normal akan Kembali Tahun Depan, Vaksinasi Tahunan Mungkin Dibutuhkan
Sementara untuk karyawan rumah sakitĀ yang menerima vaksin AstraZeneca serta dosis penguat (booster), para peneliti hanya dapat memantau mereka selama tiga bulan.
Kendati demikian, penurunannya bahkan lebih curam, karena setelah hampir tiga bulan, orang yang divaksinasi menggunakan AstraZeneca hanya memiliki seperlima dari tingkat antibodi yang divaksinasi oleh Pfizer.
Baca juga: 968.360 Dosis Vaksin AstraZeneca Bantuan Prancis Kembali Tiba di Indonesia
Di sisi lain, beberapa peserta menerima vaksin Moderna, namun kelompok itu terlalu kecil dan memiliki waktu tindak lanjut yang terlalu singkat bagi para peneliti untuk mengatakan sesuatu yang konklusif.
"Fakta bahwa tingkat antibodi turun dari waktu ke waktu sepenuhnya terjadi, namun saya terkejut bahwa itu telah turun secara signifikan dalam kelompok yang relatif sehat dan muda. Ini berarti bahwa kita dapat memiliki angka penyebaran yang meningkat bahkan dalam kelompok yang telah divaksinasi, dan ini dapat berisiko bagi orang tua kita. Ini mengkhawatirkan dan menunjukkan bahwa orang tua dan mereka yang rentan harus menerima dosis ketiga sesegera mungkin," tegas pemimpin penelitian, Charlotte Thliingkat.
Dikutip dari laman Sputnik News, Kamis (30/9/2021), stasiun televisi Swedia, SVT menggambarkan temuan baru ini sebagai bagian dari teka-teki mengapa Swedia dan beberapa negara lainnya yang telah divaksinasi mulai melihat semakin banyak kasus infeksi baru diantara mereka yang telah menerima dua dosis.
"Antibodi hanyalah bagian dari sistem kekebalan, kita tahu bahwa tingkat antibodi yang tinggi dikaitkan dengan perlindungan terhadap infeksi. Namun sistem kekebalan juga mengandung sel-sel memori yang dengan cepat melengkapi tingkat antibodi ketika kita terpapar virus dan kita tidak tahu persis di mana batasnya untuk terinfeksi atau sakit," tegas Charlotte.
Swedia, negara berpenduduk lebih dari 10 juta itu telah memvaksinasi lebih dari 63 persen penduduknya.
Sejauh ini, ada 1,15 juta kasus yang terkait dengan virus itu, dengan lebih dari 15.000 kematian.