News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Respons AUKUS, Indonesia Jadi Negara Pertama yang Ingatkan Australia Jaga Perdamaian

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin (kiri) menyambut Perdana Menteri Australia Scott Morrison saat ia tiba di Pentagon pada 22 September 2021 di Arlington, Virginia. Pekan lalu, Australia, Amerika Serikat, dan Inggris mengumumkan pakta keamanan (AUKUS) untuk membantu Australia mengembangkan dan mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir, di samping kerja sama militer lainnya.

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) menyatakan bahwa Indonesia menjadi negara pertama di kawasan yang mengingatkan Australia untuk menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan.

Hal ini merespon langkah Australia yang memutuskan untuk bergabung pakta Australia, Inggris (UK), dan Amerika Serikat (US) atau yang dikenal dengan nama AUKUS.

Pakta pertahanan baru ini akan membantu Australia memperoleh teknologi kapal selam bertenaga nuklir dan kerja sama militer lainnya dengan negara sekutunya tersebut.

Direktur Jenderal Asia-Pasifik dan Afrika, Abdul Kadir Jailani mengatakan isu ini menjadi fokus penting bagi Indonesia untuk alasan yang jelas.

Baca juga: Menlu Retno Soroti Pakta Pertahanan AUKUS dan Ingatkan Soal Ancaman Stabilitas Kawasan

“Bukan hanya karena Australia menjadi negara yang dekat dengan RI, tapi AUKUS juga terkait dengan meningkatnya power projection di kawasan kita,” kata Abdul Kadir pada webinar yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Jumat (1/10/2021).

Ia mengatakan Indonesia menjadi negara pertama di kawasan yang mengingatkan Australia tentang kewajibannya untuk menjaga perdamaian dan keamanan.

Selain juga menekankan kewajiban negara lain untuk respek kepada hukum internasional.

“Indonesia selalu berusaha menghindari terseret ke dalam ketegangan politik atau dipaksa masuk ke dalam posisi partisan,” ujarnya.

Senjata nuklir juga dibahas dalam Rapat Pleno Tingkat Tinggi pada Hari Internasional untuk Penghapusan Total Senjata Nuklir di sidang PBB, New York yang dihadiri Menlu Retno Marsudi.

Pada konferensi pers hari Rabu, Menlu mengatakan terdapat 13.000 senjata nuklir di dunia yang menjadi ancaman terhadap perdamaian dan keamanan dunia.

Baca juga: Isu Perkembangan Dunia Saat Ini: Pandemi, Perubahan Iklim, Afghanistan hingga AUKUS

Abdul Kadir mengatakan kehadiran AUKUS bisa saja menyebabkan konflik langsung, dan menjadi lebih memungkinkan karena hal ini akan memicu reaksi dan kontraksi lebih lanjut.

Oleh karena itu, Indonesia meminta Australia untuk berkomitmen menjaga perdamaian, stabilitas, dan keamanan di Kawasan.

“Sekali lagi kami tidak ingin situasi akan membawa resiko bagi masa depan non poliferasi negara,” ujarnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini