TRIBUNNEWS.COM - Sebuah ledakan dahsyat menghantam sebuah masjid di kota Kunduz, Afghanistan pada Jumat (8/10/2021).
Ledakan terjadi saat salat Jumat dan membuat masjid mengalami kerusakan parah,
Dikutip dari NDTV, sedikitnya 50 orang tewas dalam serangan bom tersebut.
"Kami telah menerima lebih dari 90 pasien luka-luka dan lebih dari 15 mayat, tetapi jumlahnya akan berubah. Kami masih menerima lebih banyak orang," kata seorang pekerja rumah sakit Doctors Without Borders (MSF).
Baca juga: Kisah Pilu Penduduk Lembah Bamiyan di Afghanistan, Warga: Kami Tidak Bisa Makan Malam Ini
Baca juga: Afghanistan Terancam Kembali ke Abad Kegelapan karena Taliban Tak Bayar Listrik
Zalmai Alokzai, seorang pengusaha lokal yang bergegas ke Rumah Sakit Provinsi Kunduz untuk memeriksa apakah dokter membutuhkan donor darah.
"Saya melihat lebih dari 40 mayat," katanya.
"Ambulans akan kembali ke tempat kejadian untuk membawa orang mati."
Seorang pekerja di rumah sakit MSF mengatakan bahwa ada kemungkinan jumlah korban tewas meningkat.
"Ratusan orang berkumpul di gerbang utama rumah sakit dan menangisi kerabat mereka, tetapi orang-orang bersenjata Taliban berusaha mencegah hal itu jika ada ledakan lain," katanya.
Dikutip dari BBC, masjid itu digunakan oleh komunitas minoritas Muslim Syiah.
Pasalnya, Ekstremis Muslim Sunni sering menargetkan anggota komunitas Syiah karena mereka menganggap Syiah sesat.
Dalam sebuah pernyataan singkat yang diposting ke Twitter, seorang juru bicara Taliban mengatakan sejumlah orang telah tewas dan terluka.
Baca juga: Taliban Diduga Bunuh 13 Orang dari Etnis Hazara dalam Baku Tembak di Afghanistan
Baca juga: Taliban makin kuat di Afghanistan sejak bersepakat dengan AS, Pentagon mengakui
Tidak ada kelompok yang mengaku berada di balik ledakan itu.
Tapi IS-K, telah berulang kali menargetkan minoritas Syiah Afghanistan.
Belakangan ini, kelompok itu telah melakukan beberapa pemboman di Afghanistan.
Masih mengutip dari NDTV, Kunduz merupakan titik transit utama untuk pertukaran ekonomi dan perdagangan dengan Tajikistan.
Itu adalah tempat pertempuran sengit ketika Taliban berjuang untuk kembali berkuasa tahun ini.
Tempat tersebut sering menjadi sasaran ekstremis Sunni.
(Tribunnews.com/Yurika)