News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Presiden Brasil Jair Bolsonaro Bosan Ditanyai Jumlah Kematian Akibat Covid-19

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Brasil Jair Bolsonaro memberi isyarat selama upacara untuk para atlet Olimpiade dan Paralimpiade yang berpartisipasi dalam Pertandingan Olimpiade Tokio 2020, di Istana Planalto di Brasilia, pada 6 Oktober 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan dia tidak ingin bosan karena ditanyai tentang jumlah kematian akibat virus corona di negaranya.

Presiden dari sayap kanan ini berbicara hanya beberapa hari setelah Brasil menjadi negara kedua di dunia yang jumlah kematian akibat Covid-19 melebihi 600.000 kasus.

Bolsonaro dan para pendukungnya sedang berada di pantai Guaruja, negara bagian Sao Paulo, Senin (11/10/2021) ketika seorang jurnalis menanyakan tentang jumlah korban tewas.

“Di negara mana orang tidak mati? Beritahu saya!" ujar Bolsonaro. "Dengar, aku datang ke sini bukan untuk dibuat bosan."

Kementerian Kesehatan Brasil Jumat (8/10/2021) lalu mengumumkan jumlah kematian akibat virus Corona di negara itu telah melampaui 600.000.

Baca juga: Presiden Brasil Jair Bolsonaro Lepas Masker saat Pidato di Sidang Umum PBB, Bicara soal Vaksin

Baca juga: Hasil Jajak Pendapat: Mayoritas Orang Brasil Dukung Pemakzulan Jair Bolsonaro

Hal ini semakin memicu kemarahan publik terhadap cara penanganan pandemi oleh Bolsonaro.

Bolsonaro dikenal karena skeptis terhadap Covid-19 dan meremehkan tingkat keparahan virus Corona ini.

Selama berbulan-bulan, presiden telah menolak seruan untuk memberlakukan pembatasan seperti lockdown untuk membendung penyebaran virus.

Sementara pejabat kesehatan masyarakat mengecam pemerintahnya karena gagal dengan cepat mengamankan vaksin Covid-19.

Ribuan orang turun ke jalan untuk menuntut pemakzulan Bolsonaro terkait penanganan pandemi serta tuduhan korupsi.

Baca juga: Pulang dari Sidang Umum PBB, Putra Presiden Brasil Positif Covid-19, Menteri Pertanian Juga Tertular

Baca juga: Tak Mau Divaksin, Presiden Brasil Jair Bolsonaro Terpaksa Makan Pizza di Pinggir Jalan Luar Restoran

Tapi presiden tetap menentang dan terus menolak langkah-langkah kesehatan masyarakat.

Pada hari Minggu (10/10/2021), Bolsonaro mengklaim bahwa protokol Covid-19 pada pertandingan sepak bola telah mencegahnya menghadiri pertandingan sepak bola kejuaraan Brasil di kota Santos.

“Kenapa paspor vaksin? Saya ingin menonton Santos sekarang dan mereka mengatakan saya perlu divaksinasi. Kenapa harus begitu?” Bolsonaro mengatakan kepada wartawan, seperti dilansir dari Al Jazeera.

Namun pihak kota Santos mengatakan Bolsonaro tidak meminta untuk menghadiri pertandingan tersebut.

Pihak berwenang minggu ini mengizinkan klub untuk mengisi 30 persen kursi yang tersedia di pertandingan kejuaraan Brasil.

Baca juga: Presiden Brasil Jair Bolsonaro Hadapi Lebih Banyak Tuduhan Korupsi

Baca juga: Brasil Tembus 4000 Kematian Sehari, Presiden Bolsonaro Tepis Kritikan: Saya Bunuh Banyak Orang?

Namun protokol yang disetujui oleh konfederasi sepak bola Brasil mengatakan semua orang di dalam stadion harus sudah divaksinasi dan baru-baru ini dites Covid-19.

Sementara itu, komite Senat Brasil yang pada bulan April meluncurkan penyelidikan terhadap kebijakan pandemi Bolsonaro diperkirakan akan merilis laporan akhir dalam beberapa minggu mendatang.

Itu bisa menambah lebih banyak tekanan pada presiden menjelang pemilihan yang dijadwalkan tahun depan.

Sementara mantan presiden sayap kiri Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, belum secara resmi mengumumkan dia akan mencalonkan diri.

Jajak pendapat menunjukkan Lula akan dengan mudah mengalahkan Bolsonaro.

Baca juga: Presiden Brasil Bolsonaro Tidak Mau Divaksin Covid-19 

Baca juga: Presiden Brasil Bolsonaro Tolak Rencana untuk Beli Vaksin Sinovac China

Pada hari Jumat (8/10/2021), organisasi nirlaba Brasil, Rio de Paz, menggantung 600 syal putih di pantai Copacabana yang terkenal di Rio de Janeiro untuk menghormati semua orang yang meninggal selama pandemi.

“Presiden tidak menganjurkan standar sanitasi, menentang penggunaan masker, mengutuk jarak sosial, menentang vaksinasi massal – karena itu kita menyaksika angka (kematian) yang menyedihkan ini,” kata presiden kelompok itu, Antonio Costa.

“Ini adalah ribuan keluarga yang berduka,” katanya, mengacu pada syal yang menghiasi pantai.

“Suatu hari, kita akan tahu berapa banyak dari mereka yang meninggal, kehilangan nyawa, karena mereka mendengar pidato penolakan dari beberapa otoritas publik utama kita,” katanya. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini