News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Baku Tembak di Beirut Menewaskan 6 Orang, Sekitar 30 Lainnya Terluka

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bentrokan di daerah Tayouneh, di pinggiran selatan Beirut, pada 14 Oktober 2021. Tembakan menewaskan beberapa orang dan melukai puluhan orang.

“Alasan utama peristiwa ini adalah keberadaan senjata yang tersebar luas dan bebas, menjadi ancaman bagi warga di mana saja kapan saja,” katanya.

Presiden Michel Aoun mengatakan dalam sebuah pidato singkat, bentrokan itu adalah perbuatan yang menyakitkan dan tidak dapat diterima.

“Kami kembali ke hari-hari yang kami katakan tidak akan pernah kami lupakan dan tidak akan pernah kami ulangi lagi,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.

Pernyataan tersebut merujuk pada perang saudara 15 tahun di Lebanon dari tahun 1975 hingga 1990.

Perdana Menteri Najib Mikati menyerukan ketenangan dan memperingatkan terhadap upaya untuk menyeret Lebanon ke dalam kekerasan.

Pejuang Syiah dari gerakan Hizbullah dan Amal membidik dengan senapan di tengah bentrokan di daerah Tayouneh, di pinggiran selatan ibu kota Beirut, pada 14 Oktober 2021.

Tentara Lebanon mengatakan telah menangkap sembilan orang, termasuk seorang Suriah, atas kekerasan tersebut, Kamis (14/10/2021).

Bentrokan bersenjata telah bergema di ibu kota Lebanon selama beberapa jam.

Bentrokan dengan baku tembak tersebut melibatkan penembak hebat dan granat berpeluncur roket.

Penduduk di lingkungan terdekat mengatakan bentrokan berlanjut ketika sukarelawan Pertahanan Sipil datang mengevakuasi keluarga yang terperangkap di antara baku tembak.

Kekerasan memuncak di tengah meningkatnya ketegangan atas penyelidikan ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020.

Para pengunjuk rasa berkumpul di ibu kota Lebanon dua hari setelah kritik paling pedas Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah terhadap Bitar.

Nasrallah menuduh hakim “menargetkan secara politis” pejabat dalam penyelidikannya.

Bitar telah berbulan-bulan mencoba menanyai mantan menteri Ali Hasan Khalil, Ghazi Zeiter, Nouhad Machnouk, Youssef Finianos, serta mantan Perdana Menteri Hasan Diab.

Khalil dan Zeiter tergabung dalam Gerakan Amal, sebuah partai Syiah yang dipimpin oleh Ketua Nabih Berri dan bersekutu erat dengan Hizbullah.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini