Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Penentangan pernikahan Putri Mako dan Kei Komuro dilakukan lagi siang ini (26/10/2021) di Hibiya hingga Ginza sebanyak 150 orang berpartisipasi.
Sebelumnya juga diadakan unjuk rasa antipernikahan keduanya tanggal 10 Oktober dan 16 Oktober 2021.
Saat keduanya menikah pada hari ini, judul demonstrasi diubah menjadi "Saya ingin mendapatkan kembali keluarga kekaisaran yang menggemaskan. Penyebabnya adalah pengabaian tugas Badan Rumah Tangga Kekaisaran."
Meskipun hari kerja, sekitar 150 orang berkumpul, jumlah terbesar yang pernah ada.
"Saya ingin keluarga kekaisaran bahagia, Mako adalah harta Jepang," tulisan di poster yang dipegang pengunjuk rasa.
Ada pula kata-kata, "Penggunaan kerajaan adalah ilegal."
Masing-masing dari mereka memegang plakat dan berjalan sekitar 1,5 kilometer dari Taman Hibiya ke Ginza.
Mengingat kondisi fisik Mako sehari sebelumnya, tidak ada sesi tanya jawab dengan Komuro, hanya jawaban tertulis.
Kyo, seorang YouTuber Imperial yang menjadi tuan rumah demonstrasi tersebut, mengatakan, "Saya mengerti bahwa Mako menderita PTSD, tapi Komuro harus menangani wawancara sendiri. Yang diinginkan publik adalah Sikap agar mereka menangani kecurigaan dengan serius. Apa yang akan berubah dalam dokumen? "
Kyo mengungkapkan niatnya untuk melanjutkan demonstrasi bahkan setelah keduanya menikah dan pergi ke Amerika Serikat, dan berencana untuk mengadakannya di Nagoya pada tanggal 30 Oktober 2021.
Diskusi unjuk rasa mengenai pernikahan kekaisaran ini dapat diikuti pada grup Pecinta Jepang silakan email ke: info@tribun.in