Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Konkafe atau konsep kafe yang biasa dikenal dengan Maid Cafe di Akihabara meningkat 1,5 kali dalam 2 tahun terakhir ini menjadi sedikitnya 1.100 cafe tersebar di sekitar stasiun Akihabara Tokyo.
"Perekonomian yang semakin baik setelah corona berhasil ditekan saat ini, jumlah pengunjung ke Akihabara juga semakin banyak dan maid cafe semakin berjamuran kini," ungkap sumber Tribunnews.com seorang pejabat Chiyoda-ku tempat Akihabara berada Kamis (28/10/2021).
Dampaknya adalah semakin banyak wanita gadis-gadis dengan pakaian seperti pembantu bahkan ada yang pakai kuping kelinci biar tambah cute, berderet berjejer di sepanjang jalan besar Akihabara.
Tribunnews.com mencoba menghitungnya baru-baru ini dari ujung ke ujung, ada sekitar 180 orang gadis muda menjajakan, menyebarkan pamflet Konkafe tersebut kepada orang yang berlalu lalang.
"Dari segi hukum sudah dilarang untuk mendekati masyarakat yang sedang berjalan di sana, apalagi memanggil-manggil, terlebih lagi membawanya ke konkafe tersebut," tambahnya.
Itu tertulis dalam aturan pemda yang ada. Namun memang diakuinya tak ada denda atau sanksi apa pun sehingga aturan itu tampak lemah.
Oleh karena itu beberapa kali polisi melakukan sidak dan pejabat pemda juga sidak ke lapangan mengingatkan para gadis itu untuk menyebarkan pamflet saja jangan menegur mengajak apalagi membawanya ke cafenya.
Seorang wartawan Jepang Toru Tamagawa menganggap hal itu keterlaluan ketat aturannya.
"Berikanlah kebebasan. Yang penting kan sudah dapat ijin, lalu juga tidak ada kaitan dengan Yakuza misalnya penghasilan ke yakuza. Kalau semua berjalan dengan baik ya silakan lah menegur memanggil untuk ke konkafe tersebut. Bebaskan sajalah," papar Tamagawa Kamis (28/10/2021) di Asahi TV.
Jumlah pertumbuhan komkafe 1100 cafe itu jauh lebih banyak ketimbang yang ada di Shibuya maupun di Shimbashi.
Dengan demikian sebenarnya cara marketing mereka saja kemungkinan perlu diperbaiki sedikit agar tidak melanggar aturan pemda yang ada.
Cukup bagikan pamflet dan menjawab pertanyaan yang ada dari masyarakat, masih diperkenankan.
"Tetapi kalau sudah berjalan bersama pelanggan sampai dibawa masuk ke dalam konkafe itu dilarang aturan yang ada," tekan pejabat Chiyodaku itu lagi.
Begitu banyaknya maid cafe sehingga Mei 2021 sempat ada kejadian 5 cafe (antara 1-5 tahun beroperasi) ternyata tanpa ijin dan pemiliknya 6 orang langsung ditangkap pihak kepolisian. Mereka melakukan bottakuri, mengenakan biaya sangat tinggi sampai 7000 yen untuk sekali minum soda (bukan alkohol). Hal itu jelas dilarang di Jepang karena tidak wajar.
Dua cafe di antaranya adalah dua orang yang ditangkap antara lain Yosuke Kawakami (47) pemilik kafe di Sotokanda, Chiyoda-ku, Tokyo, dan Ayaka Shibasaki (20) yang memiliki cafe di Kyonancho, Musashino City Tokyo. Empat cafe ditutup di Akihabara karena tanpa ijin operasi.
Pola pakaian di dalam maid cafe pun beraneka ragam mulai model "pembantu elit", midal militer, model ninja, model anak muda pekerja kantor, model sister gereja dan sebagainya.
Selama 40 menit biasanya dikenakan sekitar 2000 yen, tergantung makanan minuman yang disantap juga.
Kafe maid permanen pertama, Cure Maid Café, didirikan di Akihabara, Tokyo, Jepang, pada Maret 2001. Sejak saat itu tambah lama semakin populer. Pengunjung diperlakukan seperti "Raja" oleh para pelayannya.
Seorang WNI wanita juga pernah bekerja di maid cafe Akihabara untuk membiayai uang sekolahnya.