TRIBUNNEWS.COM - Perusahaan farmasi Merck setuju untuk mengizinkan perusahaan farmasi lain ikut memproduksi obat Covid-19 buatan mereka, Molnupiravir.
Dilansir CBC News, keputusan itu bertujuan membantu jutaan orang di negara-negara miskin agar bisa lebih mudah mendapatkan obat tersebut, ujar The Medicines Patent Pool, Rabu (27/10/2021).
Organisasi kesehatan yang diawasi WHO itu menyebut dalam pertanyaan bahwa mereka telah menandatangani persetujuan perjanjian lisensi sukarela untuk molnupiravir, obat pertama yang menunjukkan hasil memuaskan untuk mengobati Covid-19.
Perjanjian itu nantinya memungkinkan Medicines Patent Pool untuk memberikan lisensi lebih lanjut kepada perusahaan yang memenuhi syarat yang disetujui untuk membuat Molnupiravir.
Tidak ada produsen obat yang akan menerima royalti berdasarkan perjanjian selama WHO menganggap Covid-19 sebagai keadaan darurat global.
Baca juga: Prancis Pesan 50.000 Dosis Obat Covid-19 Molnupiravir dari Merck
Charles Gore, direktur eksekutif Medicines Patent Pool, mengatakan hasil awal untuk Molnupiravir "menarik".
Ia berharap perjanjian lisensi sukarela pertama untuk pengobatan Covid-19 ini akan menular pada yang lain.
Meskipun permintaan berulang kali dari pemerintah dan pejabat kesehatan, tidak ada pembuat vaksin yang menyetujui kesepakatan serupa.
Sebuah pusat yang didirikan oleh WHO di Afrika Selatan yang dimaksudkan untuk berbagi resep dan teknologi vaksin RNA messenger belum menarik satu pun farmasi untuk bergabung.
Mengenal Molnupiravir, Obat Produksi Merck untuk Covid-19, Turunkan Risiko Rawat Inap dan Kematian hingga 50%
Obat untuk penanganan Covid-19 yang diproduksi perusahaan farmasi Merck, menunjukkan hasil yang memuaskan dalam uji klinis tahap tiga.
Melalui situs resminya, Jumat (1/10/2021) pagi, Merck menyebut obatnya dapat menurunkan risiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19 hingga 50 persen pada orang yang baru saja didiagnosis dan berisiko terkena gejala parah.
Peserta Uji Klinis: Pasien Covid-19 dengan Komorbid yang Baru Saja Didignosis Positif
Uji coba melibatkan pasien yang baru saja dinyatakan positif Covid-19 dan memiliki gejala ringan hingga sedang dalam lima hari terakhir setelah uji coba dimulai.