News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Laos Sita 55 Juta Metamfetamin dan 1,5 Ton Sabu, Diklaim Penggerebekan Narkoba Terbesar di Asia

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi Laos memamerkan obat-obatan dan peralatan yang disita dalam penggerebekan besar-besaran di provinsi Bokeo pada 27 Oktober 2021. Dua tersangka ditangkap

TRIBUNNEWS.COM - Pihak berwenang di wilayah timur laut Laos menyita puluhan juta pil metamfetamin dan sabu dalam penggerebekan narkoba yang diklaim terbesar dalam sejarah di Asia.

Diwartakan Radio Free Asia, polisi pada Kamis (28/10/2021) mengatakan berhasil mengumpulkan barang bukti yakni 55 juta pil metamfetamin dan 1,5 ton sabu.

Dua orang yang diduga menyelundupkan narkoba ini juga telah diamankan.

Penyitaan narkoba dalam jumlah fantastis itu terjadi pada Rabu (27/10/2021) di Provinsi Bokeo, di pusat Segitiga Emas yang meliputi Laos, Myanmar, dan Thailand yang terkenal dengan produksi dan peredaran narkotika.

Seorang warga distrik Hoeyxay Bokeo dilaporkan menelepon polisi saat melihat truk yang mencurigakan.

Baca juga: Respon Rhoma Irama Saat Ridho Rhoma Kembali ke Penjara karena Kasus Narkoba: Dia Minta Maaf, Ampun

Baca juga: MA Cabut dan Batalkan PP Pengetatan Remisi Koruptor, Teroris, dan Narkoba

Polisi Laos memamerkan obat-obatan dan peralatan yang disita dalam penggerebekan besar-besaran di provinsi Bokeo pada 27 Oktober 2021. Dua tersangka ditangkap (RFA)

Aparat kemudian menghentikan truk tersebut dan menemukan narkoba di dalam peti bir.

Sopir truk bernama Thong Xai Thor (22) ditangkap dan mengaku bahwa barang haram itu merupakan milik Xai Tong Thor (40), seorang warga Hoeyxay.

Tidak lama kemudian, polisi menangkap Xai Tong Thor di kediamannya.

Kepada RFA di Laos, polisi mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menginterogasi pada tersangka dan kini dalam tahap penyelidikan.

"Selamat kepada polisi yang berhasil menyita narkoba dalam jumlah terbesar. Saya belum pernah melihat yang seperti itu sebelumnya," kata seorang penduduk di Bokeo kepada RFA.

"Tersangka pasti gembong narkoba besar di wilayah itu," kata warga.

Menurut warga ini, penggunaan sabu di wilayah tersebut memang sedang meningkat.

Pecandu obat terlarang ini bahkan nekat mencuri hingga merampok.

Penyitaan narkoba pada Kamis lalu adalah rekor terbaru setelah sebelumnya polisi menggagalkan penyelundupan 10 juta pil sabu pada 20 Oktober saat menuju Kota Vientiane.

Aparat menyita 6 juta pil sabu pada Senin setelahnya, di distrik Tompheung, namun tidak dapat melakukan penangkapan.

"Para tersangka mungkin telah melarikan diri melintasi Sungai Mekong ke sisi Myanmar. Mereka adalah penduduk sebuah pulau kecil di Sungai Mekong di sisi Laos," kata seorang petugas polisi kepada RFA.

Pihak berwenang tidak yakin apakah penyitaan pada Senin itu berkaitan dengan penemuan narkoba pada Rabu (27/10/2021).

"Mereka mungkin anggota jaringan penyelundupan narkoba yang sama," kata petugas itu.

Penyitaan narkoba juga terjadi pada Agustus dan September tahun ini di Laos.

Ilustrasi narkoba. (Kompas.com)

Baca juga: Diringkus Polisi, Jambret Kelompok Cakung Ini Gunakan Uang Hasil Kejahatan untuk Beli Narkoba

Baca juga: Ridho Rhoma Divonis 2 Tahun Penjara atas Kasus Narkoba, Kini Dipenjara di Lapas Cipinang

Sebelumnya, Perdana Menteri Laos Phankham Viphavanh pada April lalu menyatakan bahwa pemberantasan narkoba menjadi salah satu prioritasnya dalam lima tahun jabatan.

Perdagangan ilegal metamfetamin tumbuh pesat di Asia Tenggara dan Asia Timur tahun lalu meskipun pembatasan lintas batas dan pergerakan diberlakukan karena wabah virus corona, kata badan kontra-narkotika PBB dalam sebuah laporan yang dirilis pada Juni.

Penyitaan sabu mencatat rekor pada tahun 2020, ini meningkat hampir 20 persen dari tahun sebelumnya, lapor Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC).

Hampir tiga perempat dari obat-obatan yang disita berasal di negara-negara Mekong Bawah.

Diantaranya Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Vietnam.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini