TRIBUNNEWS.COM - Seorang aktivis hak-hak perempuan sekaligus dosen ekonomi, Frozan Safi (29) ditembak mati di Afghanistan Utara.
Dilansir The Guardian, tubuh Frozan Safi diidentifikasi di kamar mayat di Kota Mazar-i-Sharif setelah dilaporkan hilang pada 20 Oktober.
"Kami mengenalinya dari pakaiannya. Peluru telah menghancurkan wajahnya," kata adik Safi, Rita, yang berprofesi dokter.
"Ada luka peluru di mana-mana, terlalu banyak untuk dihitung, di kepala, jantung, dada, ginjal, dan kakinya."
"Cincin pertunangan dan tasnya telah diambil," tambah Rita.
Baca juga: Aktivis Gelar Sidang Tandingan Forum COP26 di Patung Kuda, Protes Penanganan Iklim ke Jokowi
Baca juga: Pimpinan Taliban Peringatkan Ancaman Penyusup yang Melawan Pemerintah
Pada Kamis lalu, pasukan keamanan Taliban membawa jasad dua orang wanita tidak dikenal yang meninggal ditembak ke rumah sakit di Provinsi Balkh, jelas seorang dokter bernama Meraj Faroqi.
Pejabat Taliban untuk urusan informasi di Provinsi Balkh, Zabihullah Noorani mengatakan, kedua mayat wanita itu ditemukan di samping dua jasad pria di sebuah rumah di Mazar-i-Sharif.
Dia menduga bahwa mayat yang ditemukan bisa jadi adalah korban konflik pribadi.
Sejak pertengahan Agustus, wanita di Afghanistan gencar melakukan protes terhadap Taliban.
Mereka menuntut hak-haknya dipenuhi dan dilindungi.
Taliban diketahui membatasi anak perempuan untuk bersekolah hingga melarang wanita bekerja atau berolahraga.
Pemerintahan saat ini juga hanya beranggotakan laki-laki.
Pada Kamis lalu, Human Rights Watch mengatakan aturan Taliban melarang wanita melakukan pekerjaan sosial akan mempercepat terjadinya krisis kemanusiaan.
Para aktivis mengaku sedang diburu Taliban dengan cara menyusup dan mengintimidasi kelompok perempuan.