News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pfizer Setuju Produksi Obat Covid-19 Versi Generik, akan Dipasok ke 95 Negara

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Obat Anti-Covid Pfizer - Pfizer setuju produksi dan memasok versi generik obat Covid di 95 negara.

TRIBUNNEWS.COM - Perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer telah menandatangani kesepakatan untuk produksi dan memasok obat anti-virus Covid eksperimental.

Obat itu rencananya akan dipasok ke berbagai negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Melansir Al Jazeera, perjanjian antara perusahaan AS dan kelompok kesehatan masyarakat internasional, Medical Patent Pool (MPP) akan memungkinkan produsen untuk memproduksi dan memasok versi generik obat di 95 negara tanpa ancaman pelanggaran paten.

Sebagian besar negara yang termasuk dalam kesepakatan itu berada di Afrika dan Asia, mencakup sekitar 53 persen populasi dunia.

Baca juga: Pfizer, BioNTech dan Moderna Raup Pendapatan 1.000 Dolar AS Per Detik dari Jualan Vaksin Covid-19

Baca juga: Suku Māori Minta Demonstran Anti-vaksin di Australia Berhenti Menggunakan Haka Ka Mate

"Pfizer tetap berkomitmen untuk menghadirkan terobosan ilmiah guna membantu mengakhiri pandemi ini bagi semua orang," kata Albert Bourla, kepala eksekutif Pfizer, Selasa (16/11/2021).

"Kami percaya perawatan antivirus oral dapat memainkan peran penting dalam mengurangi keparahan infeksi Covid-19, mengurangi beban pada sistem perawatan kesehatan kami dan menyelamatkan nyawa," tambahnya.

Kemudian Pfizer meminta regulator di Amerika Serikat untuk memberikan otorisasi penggunaan darurat pilnya.

Perusahaan itu mengatakan uji coba tahap akhir menunjukkan pil itu mengurangi kemungkinan rawat inap atau kematian bagi orang dewasa yang berisiko penyakit parah hingga 89 persen.

Uji coba mengevaluasi data dari 1.219 kasus positif di seluruh Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Afrika, dan Asia.

Obat tersebut terbukti paling efektif jika diminum pada tahap awal infeksi dan dikombinasikan dengan antivirus yang lebih tua yang disebut ritonavir.

Bourla mengatakan kepada kantor berita Reuters pada awal November bahwa perusahaan sedang mempertimbangkan beberapa opsi harga untuk negara-negara berpenghasilan rendah, dengan tujuan tidak ada penghalang bagi mereka untuk memiliki akses.

Badan amal medis Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF) mengatakan "berkecil hati" dengan kesepakatan itu, mencatat bahwa sejumlah negara termasuk Argentina, Brasil, China, dan Thailand dikeluarkan dari perjanjian tersebut.

"Kami kecewa melihat lisensi sukarela yang membatasi lainnya selama pandemi ini sementara kasus terus meningkat di banyak negara di seluruh dunia," kata Yuanqiong Hu, penasihat kebijakan hukum senior dengan Kampanye Akses MSF.

"Jika Pfizer benar-benar ingin memenuhi janjinya untuk berkontribusi pada akses yang adil ke perlakuan baru ini, Pfizer harus dengan jelas menyatakan bahwa mereka tidak akan menghalangi produksi dan persaingan generik terbuka.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini