Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Gelombang ke-6 pandemi corona di Jepang diperkirakan memuncak tanggal 13 Januari 2022 dengan jumlah terinfeksi di Tokyo akan mencapai sekitar 370 orang per hari saat itu.
Seorang ahli apakah gelombang keenam infeksi akan datang? Profesor Akimasa Hirata dari Institut Teknologi Nagoya, yang mengkhususkan diri dalam analisis data yang berpusat pada bidang medis mengungkapkan hal tersebut.
"Kami juga sedang mengerjakan penelitian untuk memprediksi jumlah orang yang terinfeksi virus corona baru menggunakan kecerdasan buatan AI (Artificial Intellegent)," paparnya kemarin (17/11/2021).
Profesor Hirata mengungkapkan pentingnya penggunaan AI dalam memprediksi hal tersbeut.
"AI sangat penting untuk data aliran manusia. Selain itu, kami memasukkan berbagai item seperti kondisi cuaca, hari libur, atau hari kerja."
Pada saat gelombang ke-5, dikatakan bahwa "pengurangan 50% dalam jumlah orang" diperlukan untuk mengurangi jumlah orang yang terinfeksi.
Tetapi AI yang digunakan oleh Profesor Hirata "cepat pada bulan September" bahkan jika jumlah orang tidak berkurang, "Maka saya memperkirakan itu akan berkurang, dan saya ternyata benar."
Profesor Hirata yakin gelombang keenam akan datang dan aksi akhir tahun sangat penting. Diskusi ini bisa diikuti pada grup pecinta Jepang dengan kirim email ke: info@tribun.in
"AI memprediksi bahwa permulaan gelombang ke-6 ada di Prefektur Aichi akan datang pada bulan Desember mendatang."
“Titik awal (gelombang ke-6) adalah Desember 2021. Bagaimanapun, ada kemungkinan besar perjamuan banyak orang, dan kita dapat melihat komposisi bahwa apa yang telah menyebar sampai batas tertentu akan menyebar lebih jauh ketika kembali ke rumah (pada akhir tahun)."
Menurut "perkiraan AI" dari jumlah orang yang terinfeksi di prefektur Aichi, itu akan mulai meningkat dari Desember dan akan mencapai puncak sekitar 200 orang sehari sekitar pertengahan Januari.
Namun, karena kemajuan vaksinasi, jumlah orang yang terinfeksi di puncak diperkirakan akan berkurang menjadi sekitar 1/10 dari gelombang ke-5.
Profesor Hirata mengatakan bahwa tindakan kita masing-masing adalah kunci untuk membuat ini terjadi seperti yang diharapkan.
"Lagi pula, saya pikir yang terbaik adalah mengadakan perjamuan setelah mengambil tindakan terhadap infeksi. Bahkan ketika saya pulang (pada akhir tahun), saya berinteraksi dengan orang yang biasanya tidak saya temui. Jadi ada risiko bahwa infeksi akan menyebar. Tidak bisa diabaikan. Penting untuk tetap waspada dan melanjutkan pengendalian infeksi," tekan Profesor Hirata lebih lanjut.