News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden Belarusia Sebut Tentaranya Mungkin Bantu Para Pengungsi Memasuki Uni Eropa

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KONFLIK BELARUSIA-POLANDIA MEMANAS - Sekelompok migran berdiri di depan prajurit Belarusia ketika mereka berkumpul untuk distribusi bantuan kemanusiaan di sebuah kamp dekat perbatasan Belarusia-Polandia di wilayah Grodno, Minggu (14/11/2021). Presiden Belarusia Alexander Lukashenko akui pasukannya mungkin membantu para migran memasuki Uni Eropa.

Pada hari Jumat (19/11/2021), penjaga perbatasan Polandia mengatakan dua kelompok migran dan pengungsi  berusaha untuk menyeberangi perbatasan timur Uni Eropa.

Satu kelompok tersebut terdiri tidak kurang dari 500 orang, kata para pejabat.

Beberapa orang melemparkan batu dan tabung gas air mata, yang diduga dibantu oleh pihak berwenang Belarusia.

45 orang diamankan, sebut Polandia.

Baca juga: Perbatasan Negara Dipenuhi Pengungsi, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko Justru Main Hoki Es

Baca juga: 6 Fakta Krisis Perbatasan Polandia-Belarusia: Pemicu hingga Asal Migran

KONFLIK BELARUSIA-POLANDIA MEMANAS- Para migran yang kebanyakan dari Timur Tengah telah menyeberang di perbatasan Belarusia-Polandia dekat perbatasan Polandia di Kuznica, Senin. (15/11/2021) Masalah di perbatasan Belarusia dan Polandia kini menjadi 'hostpot' krisis terbaru di Eropa. Dikhawatirkan konflik senjata bisa terjadi di wilayah tersebut. (Oksana MANCHUK/BELTA/AFP) (AFP/OKSANA MANCHUK)

Kejadian itu terjadi setelah perkemahan sekitar 2.000 migran di perbatasan UE dikosongkan pada hari Kamis, memicu spekulasi bahwa beberapa bentuk kesepakatan telah tercapai.

Ternyata Belarus memindahkan mereka ke pusat logistik yang penuh sesak di dekat perbatasan.

Diperkirakan 5.000 migran masih berada di Belarus, meskipun ratusan lainnya terbang kembali ke Irak utara Kurdi dengan penerbangan repatriasi.

Kelompok-kelompok bantuan mengatakan sedikitnya 11 pencari suaka dan pengungsi tewas di kedua sisi perbatasan sejak krisis dimulai awal tahun ini, meskipun jumlah sebenarnya diyakini lebih tinggi.

Polandia telah melarang jurnalis memasuki zona perbatasan selebar 3 km itu, sehingga sulit bagi media untuk memverifikasi klaim dan cerita yang beredar.

Dunja Mijatovic, komisaris hak asasi manusia Uni Eropa, pada hari Jumat menyerukan Polandia untuk memberikan wartawan "akses langsung" ke perbatasan.

Ia menyebut tindakan itu perlu diperlukan untuk "mengakhiri penderitaan manusia dan pelanggaran hak asasi manusia".

Di tempat lain dalam wawancaranya dengan BBC, Lukashenko – yang telah berkuasa sejak 1994 – juga mengakui bahwa dinas keamanannya memukuli orang-orang yang dipenjara karena memprotes pemilihan presiden yang diperebutkan tahun lalu.

Hasil pemungutan suara membuatnya memegang kekuasaan, tetapi langsung didiskreditkan oleh Barat dan tetap tidak diakui oleh UE.

"Oke, oke, saya akui, saya akui," kata Lukashenko.

"Orang-orang dipukuli di pusat penahanan Okretina. Tetapi ada juga polisi yang dipukuli dan Anda tidak mengekspos ini."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Berita lainnya seputar krisis perbatasan di Belarusia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini