TRIBUNNEWS.COM – Aksi protes menentang pembatasan Covid-19 di sejumlah negara Eropa berubah menjadi kekerasan selama akhir pekan karena kasus terus meningkat di benua itu.
Kerusuhan pecah di Den Haag, Belanda, pada hari Sabtu (20/11/2021) atas langkah-langkah baru virus corona pemerintah Belanda.
Video dari tempat kejadian menunjukkan polisi anti-huru hara mengerahkan meriam air dan menyerang kelompok demonstran.
Belanda kembali memberlakukan lockdown sebagian tiga minggu Sabtu lalu dan sekarang berencana untuk melarang orang yang tidak divaksinasi memasuki beberapa tempat.
Pihak kepolisian Den Haag mengeluarkan pernyataan bahwa lima petugas polisi terluka dalam bentrokan di Den Haag.
Baca juga: PBB: Kematian Covid-19 Meningkat Hanya di Negara-negara Eropa Saat Ini
Baca juga: Negara Eropa Ramai Lakukan Demo Tolak Aturan Covid-19, Merasa Tak Bebas hingga Samakan dengan Nazi
Satu orang dibawa ke rumah sakit menderita gegar otak dan dua menderita kerusakan pendengaran akibat kembang api.
"Kelompok itu memulai kebakaran, melakukan perusakan, menyerang pengendara dan melemparkan batu dan kembang api berat ke petugas polisi," kata polisi, seperti dilansir dari CNN.
Mereka menambahkan bahwa seorang demonstran melemparkan batu melalui jendela ambulans, yang membawa seorang pasien ke rumah sakit.
Polisi mengakui bahwa telah menangkap 19 orang.
Pada hari yang sama, ribuan pengunjuk rasa menghadiri pawai yang sebagian besar damai di ibu kota Amsterdam, Belanda.
Baca juga: Selain Austria dan Slovakia, Yunani Juga Berlakukan Lockdown bagi Warga yang Tidak Divaksin
Baca juga: Austria Lockdown Warga yang Tidak Divaksin Covid-19, Pelanggar Terancam Denda Rp23 Juta
Media siaran pemerintah Belanda, NOS juga melaporkan kerusuhan di kota Urk dan kota-kota di provinsi Limburg selatan.
Aksi protes anti-lockdown menyusul bentrokan kekerasan pada Jumat (19/11/2021) malam di kota pelabuhan Rotterdam.
Saat itu, polisi terpaksa melepaskan tembakan untuk membubarkan kerumunan, dan 51 orang ditangkap.
Wina Lockdown
Protes anti-lockdown dan bentrokan juga terjadi di Wina, Austria, pada hari yang sama.
Baca juga: PM Belgia Ogah Lockdown Meski Kasus Baru Covid-19 Melonjak
Baca juga: Tidak Pernah Lockdown, Apa yang Buat RI Sukses Tekan Angka Kasus Covid-19?
CNN melaporkan, diperkirakan 40.000 orang memadati jalan-jalan di Wina dalam protes terkait virus corona terbesar di negara itu hingga saat ini.
Wakil Presiden Polisi Wina, Franz Eigner, mengatakan dalam jumpa pers Minggu (21/11/2021) bahwa polisi mencoba untuk meredakan protes.
Polisi juga tidak memberikan hukuman denda terhadap demonstran yang tidak mengenakan masker, sewaktu aksi mereka sudah mereda.
Eigner mengatakan, sejumlah petugas polisi terpaksa menyemprotkan cairan ke demonstran, dan pengunjuk rasa menembakkan sinar laser ke helicopter.
“Sejumlah kecil pengunjuk rasa sangat rentan terhadap kekerasan," kata Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer selama konferensi pers. Ia mengaitkan masalah ini dengan adegan ekstremis sayap kanan.
Baca juga: China Lockdown Kota Berpenduduk 4 Juta Jiwa karena Wabah Covid-19
Baca juga: Polisi Bentrok dengan Pengunjuk Rasa Anti-Lockdown di Australia, 267 Demonstran Ditangkap
Austria akan memberlakukan kembali lockdown sebagian secara nasional pada Senin (22/11/2021) dan mewajibkan vaksinasi virus corona mulai Februari tahun depan.
Pernyataan polisi menyebutkan bahwa lebih dari 1.400 petugas polisi dikerahkan di seluruh negeri untuk menjaga ketertiban umum.
Juga ditambahkan, polisi terpaksa melepaskan semprotan merica untuk meredakan protes yang “panas”di Wina tengah.
Pulau Guadeloupe
Di Prancis, puluhan polisi elit dan petugas kontra-terorisme dikerahkan ke Pulau Guadeloupe di Karibia Sabtu (20/11/2021) setelah penjarahan dan pembakaran semalaman yang bertentangan dengan jam malam.
Baca juga: Vietnam Lockdown Total, Tentara Dikerahkan Periksa Warga di Jalan-jalan Ho Chi Minh
Baca juga: Selandia Baru Lockdown setelah Muncul 1 Kasus Baru, PM Ardern: Jadi Kesempatan Hentikan Varian Delta
Kawasan pulau itu memerintahkan warga tinggal di rumah pada Jumat (19/11/2021) setelah protes terhadap vaksin yang disahkan menjadi kekerasan pada malam sebelumnya.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan 31 orang telah ditangkap.
Di Kroasia, sekitar 15.000 orang melakukan unjuk rasa di Zagreb pada hari Sabtu (20/11/2021).
Mereka menentang langkah-langkah coronavirus pemerintah Kroasia.
Mulai Senin, hanya orang dengan paspor Covid yang dapat memasuki gedung pemerintah dan publik di Kroasia. (Tribunnews.com/CNN/Hasanah Samhudi)