Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Angket yang dibuat kelompok parlemen Prefektur Mie bernama Shimin Club atau Klub Warga, akhirnya berakhir dengan permintaan maaf dari pimpinan politisi (anggota DPRD) klub tersebut, Senin (22/11/2021).
Dewan kota meminta maaf atas poin yang tidak wajar dalam survei kuesioner (angket) yang dilakukan oleh kelompok parlemen terbesar dewan Kota Tsu di Prefektur Mie, menggunakan sekitar 3 juta yen untuk kegiatan politik.
"Itu uang negara dan dilakukan asal-asalan, banyak kesalahan oleh perusahaan swasta yang ditunjuk," papar sumber Tribunnews.com, Senin (22/11/2021).
Kelompok terbesar dewan Kota Tsu, "Klub Warga," mempercayakan perusahaan riset di kota tersebut, selama enam kali dalam lima tahun terakhir hingga tahun lalu, dan melakukan survei kuesioner kepada warga mengenai pandemi Covid-19.
Baca juga: Toshizo Watanabe, Miliarder Jepang Domisili di AS, Sumbangkan 1 Miliar Yen Tunai Buat Beasiswa
Namun tidak ada deskripsi metode survei, banyak kesalahan penulisan, ditemukan beberapa poin kesalahan yang tidak wajar, seperti pertanyaan yang menanyakan tentang fasilitas yang tidak ada.
Di sisi lain, perusahaan riset itu menjelaskan kepada kelompok parlemen bahwa kuesioner telah dibuang, dan mengindikasikan bahwa ia bermaksud untuk mengembalikan biaya kuesioner yang rusak sekitar 2 juta yen.
Kelompok parlemen juga akan mengembalikan biaya kegiatan politik itu sebagai uang negara ke Pemda Kota Tsu.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.