TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengisyarakatkan kesiapan untuk meningkatkan konfrontasi dengan Iran.
Mengulangi seruannya pada Selasa (23/11/2021), Bennett mengatakan Israel tidak akan terikat kesepakatan nuklir baru milik Iran dengan kekuatan dunia.
Melansir Al Jazeera, negosiasi tak langsung untuk menghidupkan kembali kesepakatan 2015 akan dimulai pada 29 November.
Baca juga: Angela Merkel Puji Hubungan Jerman-Israel Saat Bertemu PM Naftali Bennett
Baca juga: Israel Ubah Strategi Penanganan Covid-19 Sejak Varian Delta Merebak, Bennett: Hidup dengan Virus
Seperti diketahui, Iran menyangkal tengah mencari senjata nuklir sejak pemogokan AS era pemerintahan Presiden Donald Trump, dengan memperluas pengayaan uranium.
Bennett yang mengambil alih kekuasaan pada Juni 2021, lewat pidatonya menggambarkan program nuklir Iran dalam tahap "paling maju"
Sementara pemerintahnya sebelumnya mengatakan akan terbuka untuk kesepakatan nuklir baru dengan pembatasan lebih ketat terhadap Iran, Bennett menegaskan kembali otonomi Israel untuk mengambil tindakan terhadap musuh bebuyutannya.
“Kami menghadapi masa-masa yang rumit. Ada kemungkinan bahwa akan ada perselisihan dengan teman-teman terbaik kita,” katanya pada konferensi televisi yang diselenggarakan oleh Universitas Reichman.
“Bagaimanapun, bahkan jika ada kesepakatan kembali, Israel tentu saja bukan pihak dalam kesepakatan itu dan Israel tidak diwajibkan oleh kesepakatan itu.”
Baca juga: PM Bennet: Warga Israel yang Tidak Divaksinasi Akan Ditolak Masuk Ke Sinagoga
Baca juga: Ogah Jualan di Wilayah Jajahan Israel, Perusahaan Es Krim AS Ben & Jerrys Bikin Murka PM Bennet
Secara terpisah, kepala angkatan udara Israel mengusulkan bekerja sama dengan mitra Arab – seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain.
“Menurut saya ini adalah kesempatan besar untuk menjalin kontak dan membangun rencana pertahanan untuk semua negara yang memiliki kepentingan bersama dalam melindungi diri mereka sendiri,” kata Mayor Jenderal Amikam Norkin dalam konferensi yang diselenggarakan oleh Universitas Reichman.
“Kami dapat membantu secara signifikan [melawan drone], baik dalam hal intelijen, deteksi, atau intersepsi.”
Berita lain terkait dengan Israel-Iran
Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)