News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

UEA Kejar Kesepakatan dengan Taliban untuk Kelola Bandara Kabul, Bersaing dengan Qatar

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Inza Maliana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota unit militer Taliban Badri 313 mengamankan bandara mengenakan seragam militer AS, di Kabul, Selasa (31 Agustus 2021), setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu untuk mengakhiri perang brutal selama 20 tahun. Uni Emirat Arab disebut tengah mengadakan pembicaraan dengan Taliban untuk mengelola Bandara Kabul, bersaing dengan Qatar.

TRIBUNNEWS.COM - Uni Emirat Arab mengadakan pembicaraan dengan Taliban untuk mengelola Bandara Kabul, ungkap empat diplomat yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters.

Langkah itu juga dilakukan untuk menyaingi Qatar yang memiliki pengaruh besar di Afghanistan.

Para pejabat UEA dikabarkan telah berdiskusi dengan Taliban selama beberapa minggu.

Emirat sangat ingin melawan pengaruh diplomatik yang didapatkan Qatar di Afghanistan, menurut sumber yang menolak disebutkan namanya itu.

Qatar telah membantu menjalankan Bandara Internasional Hamid Karzai bersama dengan Turki.

Keduanya memainkan peran utama dalam upaya evakuasi setelah penarikan pasukan AS Agustus lalu.

Qatar dan Turki juga bersedia mengambil alih operasi bandara.

Namun Taliban belum meresmikan kesepakatan dengan Qatar, kata keempat diplomat itu.

Baca juga: Taliban Sarankan TV Tidak Menampilkan Aktor Perempuan

Baca juga: Taliban Mulai Bayar Gaji Pegawai Negeri Afghanistan yang Telah Jatuh Tempo

Seorang pejuang Taliban berjaga di lokasi bom bunuh diri kembar yang menewaskan ratusan orang termasuk 13 tentara AS, di bandara Kabul, Jumat (27/8/2021). AFP/WAKIL KOHSAR (AFP/WAKIL KOHSAR)

Seorang pejabat senior kementerian luar negeri Emirat mengatakan UEA tetap berkomitmen untuk terus membantu dalam mengoperasikan bandara untuk memastikan akses kemanusiaan dan perjalanan yang aman.

UEA sebelumnya mengelola bandara Kabul selama pemerintahan Afghanistan yang didukung AS.

Abu Dhabi juga membantu upaya evakuasi baru-baru ini.

Dua diplomat mengatakan Taliban juga telah meminta bantuan keuangan dari UEA, meskipun mereka menambahkan tidak jelas apakah ini terkait dengan diskusi bandara.

Pejabat kementerian luar negeri Emirat, Salem Al Zaabi, direktur kerja sama keamanan internasional, tidak menjawab pertanyaan apakah UEA sedang mempertimbangkan untuk memberikan bantuan keuangan kepada Taliban.

Salah satu masalah utama yang masih harus diselesaikan antara Taliban dan calon operator bandara adalah siapa yang akan memberikan keamanan di lokasi tersebut, kata keempat diplomat tersebut.

Taliban mengatakan mereka tidak menginginkan pasukan asing di negara itu setelah mereka kembali berkuasa setelah dua dekade perang.

Namun, pasukan khusus Qatar saat ini memberikan keamanan di dalam batas bandara, tambah para diplomat.

Sedangkan pasukan khusus Taliban berpatroli di daerah-daerah di luar bandara.

Dilansir Independent, sejauh ini sejumlah negara enggan secara resmi mengakui pemerintah Taliban, menuduh kelompok itu ingkar janji untuk menegakkan hak-hak perempuan dan minoritas.

Namun para pejabat Qatar telah mendesak keterlibatan internasional yang lebih besar dengan Taliban demi mencegah Afghanistan yang miskin jatuh ke dalam krisis kemanusiaan.

Negara-negara Teluk juga telah menyuarakan keprihatinan bahwa penarikan AS akan memungkinkan al-Qaeda untuk mendapatkan kembali kekuasaannya di Afghanistan.

Meskipun ada sedikit manfaat komersial bagi operator, bandara akan menyediakan sumber intelijen yang sangat dibutuhkan tentang pergerakan masuk dan keluar negara, menurut empat diplomat itu.

Mereka mengatakan bahwa sejak penarikan AS, banyak negara kekurangan informasi secara real time.

Hubungan Qatar dan UEA

Masih mengutip Independent, Qatar dan UEA memiliki hubungan yang tegang selama bertahun-tahun.

Keduanya bersaing untuk mendapatkan pengaruh regional.

UEA, Arab Saudi dan sekutu mereka memboikot Qatar selama lebih dari tiga tahun, memutuskan hubungan politik, perdagangan dan transportasi, menuduh Doha mendukung terorisme, tuduhan yang dibantahnya.

Perselisihan itu diselesaikan pada Januari tahun ini.

Sementara itu, Qatar telah lama menjadi pintu gerbang ke Taliban.

Doha menjadi tuan rumah kantor politik kelompok itu sejak 2013 dan melakukan negosiasi dengan AS pada awal 2020 yang mengarah pada penarikan pasukan.

Pekan lalu, para pejabat Qatar memperkuat posisi mereka dengan menandatangani kesepakatan untuk mewakili kepentingan diplomatik Amerika di Afghanistan.

UEA juga telah mempertahankan hubungan dengan Taliban, menurut dua diplomat.

Mereka mengatakan UEA telah menjadi rumah bagi beberapa anggota Taliban dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Sher Mohammad Abbas Stanikzai, yang mereka sebut tinggal di emirat Sharjah bersama keluarganya setidaknya sejak 2013.

Stanikzai sekarang adalah wakil menteri luar negeri dalam pemerintahan Taliban.

Taliban mengatakan bulan ini bahwa UEA telah membuka kembali kedutaan besarnya di Kabul. Namun UEA belum berkomentar.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini