TRIBUNNEWS.COM - Pfizer menungkapkan keyakinan mereka untuk bisa membuat vaksin baru dengan cepat jika varian Covid-19 Omicron menyebar dan kebal virus.
Varian baru Omicron, yang sebelumnya dilabeli B.1.1.529, disebut memiliki mutasi yang mengkhawatirkan.
Mutasi mengkhawatirkan itu dapat menjadi bukti awal yang bisa berujung pada lonjakan infeksi.
Ada pula kekhawatiran varian ini dapat kebal terhadap vaksin yang saat ini tengah didistribusikan ke seluruh dunia.
Jika itu masalahnya, seperti dilansir Sky News, Pfizer dan BioNTech percaya mereka dapat mengembangkan dan memproduksi vaksin yang dibuat khusus untuk varian tersebut dalam waktu sekitar 100 hari, tergantung pada persetujuan peraturan.
Baca juga: Mengenal Omicron, Varian Baru Covid-19 yang Terdeteksi di Afrika Selatan, Berpotensi Lebih Menular
Baca juga: Ilmuwan Peringatkan Kemunculan Varian Baru Covid-19 Botswana dengan Jumlah Mutasi yang Mengerikan
Moderna mengatakan pihaknya telah mengembangkan strategi komprehensif untuk mengantisipasi varian baru yang menjadi perhatian sejak awal 2021, termasuk tiga tingkat respons jika kekebalan yang ditawarkan oleh vaksinnya berkurang.
Novavax menambahkan mereka telah mulai membuat vaksin COVID-19 berdasarkan urutan genetik yang diketahui dari B.1.1.529 dan akan membuatnya siap untuk memulai pengujian dan pembuatan dalam beberapa minggu ke depan.
Jumat (26/11/2021), Organisasi Kesehatan Dunia menetapkan B.1.1.529 sebagai "variant of concern".
Artinya, B.1.1.529 sekarang telah secara resmi diberi nama Omicron, huruf dari alfabet Yunani.
Strain ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, dan sejumlah negara, termasuk Inggris, Australia, dan AS.
Negara-negara itu telah mulai membatasi perjalanan ke sejumlah negara Eropa.
Baca juga: POPULER Internasional: Kehidupan Putri Mako di NY | Waspada Varian Baru Covid-19 Omicron
Baca juga: Isu Varian Mematikan Covid-19 Bikin Bursa Ikut Terimbas, IHSG Terjun Bebas
Meskipun tidak ada infeksi yang terkait dengan varian Omicron yang terdeteksi di Inggris atau AS sejauh ini, ada kasus di Belgia yang melibatkan orang yang tidak divaksinasi yang telah bepergian ke luar negeri.
Sekretaris Kesehatan Inggris Sajid Javid memperingatkan bahwa ada kemungkinan varian itu memiliki dampak yang berbeda pada tiap individu yang terkena virus corona.
Namun, dia menekankan Inggris tetap dalam "posisi kuat" karena tingat vaksinasi yang tinggi.