News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Korea

Hadapi Ancaman Korea Utara, AS dan Korea Selatan Perbarui Strategi dan Kemampuan Militer

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin (kiri) dan Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook memberi hormat saat upacara penyambutan di Kementerian Pertahanan di Seoul pada Kamis (2/12/2021).

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Amerika Serikat dan Korea Selatan akan memperbarui pedoman strategis militer mereka atas meningkatnya ancaman dari Korea Utara.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan mitranya dari Korea Selatan Suh Wook menyepakati pedoman perencanaan strategis baru, yang akan digunakan untuk merevisi rencana operasi masa perang bersama dalam pertemuan tahunannya.

“Kami menegaskan kembali penilaian bersama kami bahwa DPRK terus memajukan program rudal dan senjatanya, yang semakin mengganggu stabilitas keamanan regional,” kata Austin pada konferensi pers setelah pertemuan di Seoul, Kamis (2/12/2021).

Austin menyebut Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK), merujuk pada  Republik Rakyat Demokratik Korea adalah nama resmi Korea Utara.

“Kedua negara tetap berkomitmen untuk pendekatan diplomatik ke DPRK dan kami terus menyerukan DPRK untuk terlibat dalam dialog," kata Austin, seperti dikutip dari UPI.

Baca juga: Uji Coba Roket Korsel Picu Perlombaan Senjata dengan Korut

Baca juga: Ujicoba Rudal Korut Siagakan Korsel dan Jepang

"Tetapi kami juga membahas langkah-langkah untuk meningkatkan upaya pencegahan gabungan kami dan untuk mempertahankan diri dari berbagai ancaman,” katanya.

Korea Utara menunjukkan banyak senjata baru pada bulan September dan Oktober.

Persenjataan itu termasuk rudal jelajah jarak jauh, rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam dan apa yang diklaim Pyongyang sebagai senjata hipersonik.

Korea Utara juga disebut secara substansial mengembangkan kemampuan senjata nuklirnya sejak pedoman strategis yang ada disusun lebih dari sepuluh tahun yang lalu, mempercepat kebutuhan untuk pembaruan.

“Sementara [panduan perencanaan strategis] yang ditandatangani pada tahun 2010 masih berlaku, ada perubahan pada ancaman yang kami hadapi serta perubahan pada organisasi militer kami dan struktur pertahanan gabungan,” kata Suh pada konferensi pers.

Baca juga: Kim Yo-jong Muncul Lagi, Adik Pemimpin Korut Kim Jong-un Itu Kecam Keras Menlu Korsel

Baca juga: Latihan Militer Gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan Dikecam Korut

Menteri Pertahanan Korea Selatan juga mengkonfirmasi bahwa kehadiran militer AS di Semenanjung Korea akan tetap pada tingkat saat ini sekitar 28.500 tentara.

Dalam komunike bersama yang dikeluarkan Kamis, Amerika Serikat berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan pencegahan ke Korea Selatan.

“Memanfaatkan berbagai kemampuan pertahanan AS, termasuk kemampuan pertahanan nuklir, konvensional dan rudal,” sebut komunike itu.

Kedua belah pihak juga membahas peningkatan peran Korea Selatan sebagai mitra keamanan regional, terutama karena Amerika Serikat telah mencari dukungan di antara sekutu untuk melawan China.

Komunike tersebut mengakui pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Baca juga: Kim Jong Un Sebut KorUt Tak Akan Ada Perang Lagi Berkat Miliki Senjata Nuklir: Masa Depan Terjamin

Baca juga: Potret Satelit Indikasikan Korut Siapkan Kendaraan Peluncur Rudal Antar-Benua Jelang Parade Militer

China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan telah berjanji untuk merebutnya kembali dengan paksa jika perlu.

Dalam beberapa bulan terakhir, Beijing telah secara signifikan meningkatkan tekanan militernya, mengirim pesawat ke wilayah udara Taiwan secara teratur dan mempraktikkan latihan pendaratan pantai di provinsi terdekat.

Pada hari Kamis (2/12/2021), Austin mengkritik pengembangan senjata hipersonik China, dengan mengatakan bahwa hal itu meningkatkan ketegangan di kawasan itu.

"Kami memiliki kekhawatiran tentang kemampuan militer yang terus dikejar RRT," katanya.

"Itu hanya menggarisbawahi mengapa kami menganggap RRT sebagai tantangan kami," katanya.

Baca juga: Perang Propaganda, Korut Siapkan Serangan Balasan, 12 Juta Selebaran Anti-Korsel Bakal Disebar

Baca juga: Kecam Aliansi Indo-Pasifik AS, Korut Akan Balas Jika Berdampak Pada Keamanannya

“Kami akan terus mempertahankan kemampuan untuk mempertahankan dan mencegah berbagai potensi ancaman dari RRT terhadap diri kami sendiri dan sekutu kami,” kata Austin.

Namun, masalah China tetap menjadi masalah pelik bagi Korea Selatan, yang harus mempertimbangkan hubungan ekonominya dengan mitra dagang nomor satu.

Pada hari Kamis, Suh mengatakan bahwa peran Seoul dalam keamanan regional belum ditentukan.

Para kepala pertahanan mengatakan pada hari Kamis bahwa kemajuan telah dibuat dalam memenuhi persyaratan untuk transfer dan bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan penilaian kemampuan operasional penuh tahun depan. (Tribunnews.com/UPI/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini