TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Rusia mengatakan pada Kamis (2/12/2021) bahwa mereka telah menahan tiga mata-mata Ukraina, termasuk satu orang yang diduga merencanakan serangan dengan bahan peledak.
Namun badan intelijen domestik FSB tidak mengatakan di mana atau kapan mereka menahan orang-orang Ukraina itu.
Dikatakan, dua dari mata-mata tersebut adalah seorang ayah dan anaknya, yang menjadi agen dinas keamanan SBU Ukraina.
“Mereka telah bepergian ke Rusia untuk mengumpulkan informasi dan mengambil foto dan video dari perusahaan strategis penting dan objek infrastruktur transportasi,” sebutnya.
FSB Rusia mengatakan, pasangan itu mengaku telah direkrut oleh SBU Ukraina, yang menawari mereka bayaran sebesar 10.000 dolar AS (sekitar Rp140 juta).
Baca juga: PM Ukraina Menuduh Rusia Berada di Balik Upaya Kudeta Terhadap Pemerintah
Baca juga: Menlu AS dan Rusia Akan Bertemu Bahas Situasi di Ukraina
Juga disebutkan bahwa orang ketiga, yang berencana melakukan serangan, direkrut dan bertindak atas instruksi seorang perwira tinggi intelijen Ukraina.
“Serangan itu direncanakan akan dilakukan dengan meledakkan dua alat peledak improvisasi dengan total massa 1,5 kg dalam setara TNT," kata FSB Rusia dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari The Straits Times.
“Mereka tertangkap tangan dengan senjata pemusnah dalam perjalanan ke lokasi kejadian,” sebut FSB.
Namun tidak disebutkan di mana atau kapan serangan itu akan terjadi.
Secara terpisah, FSB Rusia mengatakan bahwa bulan lalu seorang perwira tinggi Ukraina di kementerian pertahanan dinyatakan bersalah karena "menyiapkan kejahatan terhadap keamanan Federasi Rusia" dan dijatuhi hukuman enam setengah tahun penjara.
Baca juga: Ukraina Gelar Latihan Militer di Tengah Ketegangan dengan Rusia
Baca juga: Menlu AS dan Prancis Bahas soal Aktivitas Militer Rusia di Perbatasan Ukraina
Dikatakan, perwira itu ditahan pada Juli karena diduga mengoordinasi dan mengawasi "kelompok sabotase" pada 2016 di semenanjung Krimea, yang direbut Moskow dari Ukraina dua tahun sebelumnya.
“Kelompok itu berencana meledakkan menara pusat transmisi radio dan televisi Krimea, pembangkit listrik turbin gas bergerak, gudang bahan bakar dan pelumas dan tiang pusat radio Armada Laut Hitam Angkatan Laut Rusia,” kata FSB Rusia.
Pengumuman penangkapan mata-mata ini muncul saat ketegangan antara Ukraina dengan pemberontak pro-Moskow di dua perbatasannya dengan Rusia beberapa minggu terakhir.
Negara-negara Barat menuduh Rusia berencana menginvasi Ukraina musim dingin ini.
Rusia membantah tuduhan itu dan mengatakan Ukraina telah mengerahkan setengah dari semua pasukannya di dekat zona konflik.
Baca juga: Ukraina Sebut Nord Stream 2 Senjata Geopolitik Berbahaya
Baca juga: Rusia Klaim Berhasil Uji Coba Rudal Hipersonik Zirkon Lagi, Mampu Hindari Pertahanan Udara Musuh
Separatis pro-Rusia merebut kedua wilayah itu pada 2014 tak lama setelah Moskow mencaplok Krimea.
Kiev dan sekutu Baratnya mengatakan Rusia telah mengirim pasukan dan peralatan militer melintasi perbatasan untuk mendukung separatis - klaim yang dibantah Moskow.
Kasus mata-mata telah meningkat di Rusia dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah hubungan dengan Barat memburuk setelah aneksasi Krimea.
Banyak kasus menyangkut Ukraina, tetapi beberapa juga terkait dengan anggota Uni Eropa Polandia dan negara-negara Baltik. (Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)