TRIBUNNEWS.COM - Pasca Donald Trump memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat, banyak masyarakat yang mengungkapkan kekecewaannya.
Ungkapan kekecewaan tersebut terlihat dari penelusuran Google yang menunjukkan kata "cara pindah ke Kanada" melonjak drastis sebanyak 1.270 persen.
Melonjaknya kata "cara pindah ke Kanada" di Google ini terjadi 24 jam setelah pemungutan suara Pantai Timur AS ditutup pada Selasa (5/11/2024).
Menurut Google, penelusuran tentang cara pindah ke Selandia Baru juga naik hampir 2.000 persen.
Lalu untuk pencarian cara pindah ke Australia melonjak sebanyak 820 persen.
Dikutip dari Reuters, pada Rabu malam di Pantai Timur AS, penelusuran Google tentang emigrasi mencapai titik tertinggi sepanjang masa untuk ketiga negara bagian.
Google tidak memberikan angka absolut, tetapi data dari situs web Imigrasi Selandia Baru menunjukkan situs tersebut mencatat sekitar 25.000 pengguna baru AS pada 7 November
Beberapa pengacara imigrasi juga dibanjiri pertanyaan.
"Setiap setengah jam ada pertanyaan email baru," kata Evan Green, mitra pengelola di firma hukum imigrasi tertua di Kanada, Green and Spiegel.
Antusiasme yang tiba-tiba terhadap emigrasi menggemakan minat untuk pindah ke luar negeri sudah terlihat sejak kemenangan Trump pada tahun 2016 lalu.
Namun, kali ini, pemilihan kembali kandidat Partai Republik tersebut mengikuti kampanye yang sangat memecah belah, di mana hampir tiga perempat pemilih AS mengatakan bahwa mereka merasa demokrasi Amerika terancam, menurut jajak pendapat Edison Research.
Baca juga: Robot Anjing Q-UGV Bersenjata Mesin Otomatis Patroli di Sekitar Kediaman Donald Trump di Mar-a-Lago
Banyak warga Amerika juga khawatir bahwa kepresidenannya dapat menciptakan perpecahan yang lebih besar antara Demokrat dan Republik dalam isu-isu seperti ras, gender, apa dan bagaimana anak-anak diajarkan, dan hak reproduksi.
"Trump jelas merupakan pendorongnya, tetapi ini juga bersifat sosial."
"Mayoritas warga Amerika memilihnya dan sebagian orang tidak lagi merasa nyaman hidup dalam masyarakat seperti itu. Orang-orang takut akan kehilangan kebebasan," kata Green.