TRIBUNNEWS.COM - Ethan Crumbley, siswa laki-laki berusia 15 tahun didakwa dengan pembunuhan dan terorisme atas penembakan di Oxford High School, Michigan.
Akibat insiden yang berlangsung pada Selasa sore (30/11/2021), empat orang siwa meninggal dunia dan beberapa orang lainnya terluka.
Sebelumnya, Sheriff Mike Bouchard mengatakan kepada wartawan bahwa orang tua Crumbley dipanggil ke sekolah di hari kejadian karena anaknya memiliki catatan perilaku yang mengkhawatirkan di kelas.
Melansir APNews, otoritas Oakland County tidak membagikan motif dari penembakan tersebut.
Baca juga: Pengakuan Terbaru Alec Baldwin Soal Penembakan di Lokasi Syuting: Saya Tak Menarik Pelatuknya
Baca juga: Kasus Penembakan di Bintaro, Ipda OS dan Pelapor yang Merasa Dibuntuti Ternyata Saling Kenal
Namun jaksa Karen McDonald mengatakan penembakan itu direncanakan, berdasarkan "segunung bukti digital" yang dikumpulkan oleh polisi.
"Ini bukan hanya tindakan impulsif," kata McDonald.
Memang, Lt. Tim Willis sheriff mengatakan kepada hakim bahwa Ethan Crumbley merekam video malam sebelum kekerasan di mana dia membahas pembunuhan siswa.
Crumbley didakwa sebagai orang dewasa dengan pembunuhan, percobaan pembunuhan, terorisme yang menyebabkan kematian dan kejahatan senjata.
Ketika ditanya apakah ia memahami tuduhan itu, Ethan menjawab; "Ya, saya mengerti".
Baca juga: Pengacara Tim Kampanye Trump Berhenti Gugat Michigan
Baca juga: Penembakan di Oxford: 3 Tewas dan 6 Terluka, Tersangka Seorang Siswa Berusia 15 Tahun
Sementara itu, pengacara pembela Scott Kozak mengajukan pembelaan tidak bersalah.
"Ia sengaja membawa pistol hari itu dengan maksud untuk membunuh siswa sebanyak yang ia bisa," kata asisten jaksa Marc Keast yang berhasil berdebat tanpa jaminan dan transfer ke penjara dari fasilitas remaja.
Keast mengatakan di pengadilan bahwa Crumbley memasuki kamar mandi dengan ransel dan keluar dengan membawa pistol semi-otomatis, menembaki siswa sambil bergerak menyusuri lorong.
Empat siswa yang tewas diidentifikasi sebagai Tate Myre (16), Hana St Juliana (14), Madisyn Baldwin (17), dan Justin Shilling (17).
Bouchard tidak memberikan rincian tentang apa yang telah mengganggu pejabat sekolah.
Ia mengatakan penyelidik yakin senjata itu sudah ada di sekolah.
Baca juga: Hasil Penelitian Oxford Diakui Ahli Jepang Apabila Vaksin Pertama dan Kedua Dicampur
Baca juga: Uji Coba Vaksin HIV Diluncurkan di Universitas Oxford Untuk Akhiri Penantian 40 tahun
Diketahui, ayahnya membeli senjata Sig Sauer 9 mm minggu lalu, menurut sheriff.
McDonald mengatakan tuduhan sedang dipertimbangkan terhadap orang tua.
“Memiliki senjata berarti mengamankannya dengan benar dan menguncinya serta memisahkan amunisinya,” katanya.
Penembakan itu harus menjadi peringatan untuk undang-undang senjata baru di negara yang telah menjadi "tidak peka terhadap penembakan di sekolah," kata McDonald kepada wartawan.
“Kita harus berbuat lebih baik,” kata jaksa tanpa menawarkan perubahan spesifik. “Berapa kali ini harus terjadi? Berapa kali?"
Video yang diposting di media sosial menunjukkan siswa bergegas keluar dari jendela kelas lantai satu.
Isabel Flores, siswa kelas sembilan berusia 15 tahun, mengatakan kepada stasiun televisi Detroit WJBK bahwa ia dan siswa lain mendengar suara tembakan dan melihat siswa lain berdarah dari wajahnya.
Berita lain terkait dengan Penembakan di Sekolah
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)