News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Arab Saudi Izinkan Masuk Pendatang yang Sudah Divaksin Covid-19 dari Sputnik V, Mulai 1 Januari

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dosis vaksin Sputnik V Coronavirus terlihat di atas meja selama konferensi pers yang mengumumkan dimulainya kampanye vaksinasi Jalur Gaza pada 22 Februari 2021 di Kota Gaza, Gaza. Pejabat dan petugas kesehatan termasuk yang pertama menerima vaksin Sputnik V buatan Rusia setelah 22.000 vaksin disumbangkan ke Jalur Gaza oleh Moskow dan UEA.

TRIBUNNEWS.COM – MOSKOW - Arab Saudi dilaporkan mengizinkan orang-orang yang sudah disuntik vaksin Sputnik Rusia memasuki negara itu.

"Kerajaan Arab Saudi telah memberikan persetujuan untuk masuknya individu yang divaksinasi dengan vaksin Sputnik V Rusia mulai 1 Januari 2022," sebut pernyataan Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), perusahaan pengembang vaksin Sputnik V, pada Minggu (5/12/2021).

Dilansir dari Channel News Asia, RDIF menyebutkan, keputusan Arab Saudi ini akan memungkinkan umat Islam dari seluruh dunia yang divaksinasi dengan Sputnik V untuk menunaikan ibadah haji dan umrah dan memasuki Mekkah serta Madinah.

Disebutkan, wisatawan asing yang divaksinasi Sputnik tetap wajib dikarantina selama 48 jam dan menjalani tes PCR.

RDIF juga menyebutkan, Arab Saudi telah bergabung dengan lebih dari 100 negara yang menerima pengunjung yang divaksinasi dengan Sputnik.

Baca juga: Efektivitas Jangka Panjang Vaksin Sputnik V Rusia Capai 80 Persen

Baca juga: Uni Eropa Perjuangkan Pengakuan untuk Vaksin Sputnik V

Sejauh ini, hanya 15 negara, termasuk Amerika Serikat, yang mewajibkan para pendatang untuk disuntik dengan vaksin selain Sputnik.

Pekan lalu, kantor berita resmi Arab Saudi melaporkan bahwa orang-orang di Arab Saudi harus menerima vaksinasi booster terhadap Covid-19 untuk menghadiri acara dan menggunakan transportasi umum mulai 1 Februari 2022.

Dilansir dari Al Arabiya, mereka yang belum divaksin booster lebih dari delapan bulan setelah dosis vaksin kedua tidak akan lagi dianggap 'kebal' dalam aplikasi Tawakkalna pelacakan kontak Kerajaan mulai 2 Februari.

Status 'kekebalan' di aplikasi diperlukan untuk menghadiri acara, memasuki gedung pemerintah, dan bepergian dengan pesawat atau transportasi umum.

Warga yang sebelumnya dibebaskan dari keharusan divaksinasi tidak akan diminta untuk menerima suntikan booster.

Baca juga: AS Akan Tempatkan Sputnik V dan Vaksin Lain di Daftar Hijau Setelah Dapat Izin WHO

Baca juga: Pengembang Sputnik V Akan Mulai Uji Coba Vaksin Combo Flu/Covid-19 pada Akhir 2022

Pengumuman itu muncul ketika dunia secara tentatif bersiap untuk potensi penyebaran virus Corona varian Omicron.

Arab Saudi mengumumkan kasus pertama dari jenis baru pada hari Rabu.

Wabah virus corona telah memaksa pemerintah Arab Saudi mengurangi jumlah jemaah haji hingga hanya 60 ribu warga dan penduduk kerajaan yang telah divaksin penuh tahun ini.

Virus corona telah menewaskan lebih dari 5 juta orang sejak muncul di China pada Desember 2019.

Rusia mendaftarkan Sputnik V pada Agustus 2020 menjelang uji klinis skala besar, yang memicu kekhawatiran di antara para ahli atas proses yang dilacak dengan cepat.

Baca juga: WHO Sudah Cabut Hambatan untuk Persetujuan Vaksin Sputnik V

Baca juga: Studi Pertama Kombinasi Vaksin AstraZeneca dan Sputnik V Tidak Tunjukkan Efek Samping Serius

Tapi sejak itu dinyatakan aman dan lebih dari 90 persen efektif dalam laporan yang diterbitkan oleh jurnal medis terkemuka The Lancet.

Tetapi vaksin Rusia sejauh ini belum disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau oleh otoritas medis Uni Eropa dan Amerika Serikat. (Tribunnews.com/CNA/Alarabiya/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini