TRIBUNNEWS.COM, JOHANNESBURG - Afrika Selatan sedang mempersiapkan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) rumah sakit untuk penerimaan lebih banyak pasien virus corona (Covid-19).
Hal itu terkait munculnya varian baru Omicron yang telah mendorong negara itu masuk ke dalam gelombang ke-4 pandemi.
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, pada Senin waktu setempat.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (6/12/2021), Omicron kali pertama teridentifikasi di Afrika selatan pada bulan lalu dan telah memicu kekhawatiran global karena pemerintah banyak negara merasa khawatir terhadap lonjakan kasus infeksi yang dapat ditimbulkan varian ini.
Perlu diketahui, kasus infeksi harian di Afrika Selatan telah mengalami lonjakan pada pekan lalu.
Angkanya menjadi lebih dari 16.000 pada Jumat lalu, dari sebelumnya yakni hanya sekitar 2.300 yang dilaporkan pada Senin lalu.
Baca juga: Omicron Disebut Sudah Menyebar di Belanda sebelum Miliki Nama hingga Dikaitkan dengan Konser Glasgow
Ramaphosa mengatakan dalam buletin mingguannya bahwa omicron tampaknya mendominasi kasus baru pada sebagian besar dari sembilan provinsi di negara itu.
Temuan ini tentu saja membuatnya mendesak lebih banyak warga untuk segera divaksinasi secara lengkap.
"Afrika Selatan sekarang memiliki persediaan vaksin yang cukup,vaksinasi sangat penting untuk pemulihan ekonomi kita karena semakin banyak orang yang divaksinasi, semakin banyak bidang kegiatan ekonomi yang akan dibuka," kata Ramaphosa.
Pemerintah negara itu, kata dia, akan segera mengadakan Dewan Komando Coronavirus Nasional untuk meninjau situasi pandemi dan memutuskan tindakan lanjut seperti apa yang harus diambil untuk menjaga agar warga tetap aman.
Baca juga: Pemimpin Afrika Sebut Negara-negara Kaya Munafik karena Berlakukan Pembatasan, Alih-alih Beri Vaksin
Para ilmuwan di Afrika Selatan dan negara-negara lain pun kini tengah berlomba untuk menentukan apakah omicron ini memiliki sifat lebih menular, menyebabkan penyakit yang lebih parah dan lebih kebal terhadap vaksin yang ada.
Namun beberapa catatan anekdotal dari dokter dan ahli di Afrika Selatan menunjukkan bahwa banyak kasus infeksi yang terkait dengan omicron ini menunjukkan gejala yang ringan.
"Kami terus mengawasi tingkat infeksi dan rawat inap," pungkas Ramaphosa.