TRIBUNNEWS.COM - Presisen terpilih AS, Donald Trump tampaknya akan menggunakan langkah agresif dalam merebut kendali Greenlad dan Terusan Panama.
Berbicara pada konferensi pers hari Selasa (7/1/2025) di Mar-a-Lago, Trump dengan tegas mengatakan bahwa keinginannya untuk merebut kembali Greenland dan Terusan Panama adalah untuk keamanan negara Amerika Serikat.
Saat ditanya wartawan, apakah Trump akan menggunakan taktik ekonomi dan militer untuk merebut Greenland dan Terusan Panama, ia masih belum mengetahui kemungkinannya.
"Tidak, saya tidak dapat meyakinkan Anda mengenai salah satu dari keduanya," kata Trump, dikutip dari BBC.
Meski begitu, ia mengatakan bahwa kedua taktik tersebut mungkin saja ia lakukan.
"Namun, saya dapat mengatakan ini, kita membutuhkannya untuk keamanan ekonomi," katanya.
Sebelumnya, Trump menuding ahwa Terusan Panama, yang diserahkan kepada Panama pada tahun 1999 berdasarkan perjanjian tahun 1977 antara kedua negara, kini dioperasikan oleh Tiongkok.
"Itu semata-mata tanggung jawab Panama, bukan China atau siapa pun," katanya dalam unggahan aslinya.
"Kami tidak akan dan tidak akan pernah membiarkannya jatuh ke tangan yang salah!," tegasnya.
Pernyataan ini memicu tanggapan beragam, mengingat pengoperasian Terusan Panama saat ini sepenuhnya di bawah kendali Otoritas Terusan Panama.
Meskipun ada keterlibatan beberapa perusahaan asing, klaim Trump tentang kendali penuh Tiongkok atas terusan tersebut dianggap berlebihan oleh banyak analis politik.
Presiden Panama, José Raúl Mulino menolak ancaman presiden terpilih AS, Donald Trump soal kendali Terusan Panama.
Baca juga: Tolak Ancaman Trump, Presiden Panama: Terusan Itu Milik Kami, Tak Ada yang Perlu Dibicarakan
Saat ditanya terkait upaya negosiasi dengan Trump, Mulino menolak dengan tegas.
“Jika memang ada niat untuk bicara, maka tidak ada yang perlu dibicarakan,” kata Mulino dalam konferensi pers pada hari Kamis (26/12/2024), dikutip dari Al Jazeera.