News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat Pengebom Tiongkok Menyebar Ranjau Laut di Laut China Selatan

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bomber China.

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Pesawat pengebom milik Tentara Pembebasan China (PLA) H-6J, dilaporkan sedang melakukan latihan yang cukup intens di Laut China Selatan.

Bomber ini secara khusus berlatih menjatuhkan bom hingga menyebar ranjau laut.

Dilansir dari Global Times, H-6J berpartisipasi dalam latihan tembak-menembak di Laut China Selatan.

Pesawat tersebut juga menjatuhkan bom di pulau-pulau dan meletakkan ranjau laut.

H-6J diketahui berafiliasi dengan salah satu unit penerbangan PLA yang berbasis di Provinsi Hainan.

Pada hari Jumat (3/12), CCTV melaporkan bahwa latihan melibatkan bom udara berdaya ledak tinggi dan ranjau dasar laut.

Baca juga: AS Beri Sanksi Besar Terhadap China, Myanmar, dan Korea Utara Terkait Hak Asasi Manusia

Beberapa unit H-6J lepas landas pada malam hari dan langsung membentuk formasi udara.

Semuanya tiba di wilayah laut yang ditentukan saat fajar.

Kondisi cuaca saat itu dilaporkan cukup kompleks, ditandai dengan adanya awan tebal.

Pesawat pertama-tama menjatuhkan ranjau laut, kemudian menjatuhkan bom di beberapa titik.

Bom yang dijatuhkan memiliki radius ledakan yang besar dan berhasil mengenai sasaran di pulau-pulau dan terumbu karang.

Setelah pengeboman gelombang pertama selesai, rombongan H-6J kembali ke pangkalan untuk menerima pemeriksaan menyeluruh dan melakukan pengisian ulang amunisi dan bahan bakar sebelum kembali lagi untuk gelombang kedua.

Selain bom dan ranjau laut, unit pesawat H-6J yang ditugaskan kali ini juga membawa rudal anti-kapal YJ-12 di bawah sayapnya.

Pesawat jenis ini baru diumumkan secara resmi oleh Kementerian Pertahanan China tahun lalu.

Menurut pakar militer yang dihubungi Global Times, latihan ini menunjukkan bahwa H-6J masih mempertahankan kemampuan pengeboman tradisionalnya, meskipun ia juga dapat dipersenjatai dengan senjata anti-kapal dan rudal jelajah serangan darat.

Secara umum, bom dinilai lebih efisien dan lebih murah daripada rudal.

Penggunaan bom juga akan sangat efektif apabila pesawat pembom tidak terancam oleh tembakan musuh.

Merangsek ke Taiwan

Akhir bulan lalu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa angkatan udara Taiwan telah mengerahkan jet tempurnya untuk memperingatkan 27 pesawat Cina yang telah memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ). Taiwan juga mengerahkan sistem rudal untuk memantau pesawat-pesawat tersebut.

ADIZ Taiwan tidak sama dengan wilayah udara teritorialnya, tetapi merupakan wilayah udara yang dideklarasikan sendiri yang dipantau untuk tujuan keamanan nasional.

Ketegangan yang semakin meningkat ini terjadi setelah delegasi Kongres Amerika Serikat (AS) berkunjung ke Taiwan minggu lalu.

Ini merupakan kunjungan kedua dalam bulan ini, dengan maksud mendukung Taiwan.

Cina telah berjanji untuk mengambil kembali Taiwan dengan paksa jika perlu.

Beijing menolak semua yang memberikan legitimasi dan pengakuan internasional kepada pemerintah di Taipei dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap kunjungan anggota parlemen AS ke pulau itu.

Apa yang terjadi di ADIZ Taiwan?

Dilaporkan angkatan udara Cina mengirim 18 jet tempur, lima jet pembom H-6 berkemampuan nuklir, dan jet pengisian bahan bakar udara Y-20.

Dalam peta yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Taiwan melalui akun Twitter-nya, pesawat pembom H-6 dan enam jet tempur terbang ke selatan Taiwan ke Selat Bashi yang memisahkan Taiwan dari Filipina sebelum terbang ke kawasan Pasifik dan kembali ke Cina.

Taiwan terus menyampaikan keluhannya selama bebeberapa bulan terakhir atas masuknya pesawat-pesawat tempur angkatan udara Cina ke ADIZ Taiwan.

Pesawat-pesawat tersebut diketahui sering melintas di bagian barat daya dekat Kepulauan Pratas yang dikontrol Cina.

Bagaimana hubungan Taipei-Beijing saat ini?

Sebelumnya pada Jumat (26/11), juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) mengatakan militer Cina melakukan "patroli kesiapan tempur angkatan laut dan udara ke arah Selat Taiwan."

Juru bicara itu menambahkan, "Tentara akan terus waspada dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melawan, setiap saat, setiap gangguan oleh kekuatan eksternal dan konspirasi apa pun oleh para separatis yang bertujuan untuk apa yang disebut 'kemerdekaan Taiwan.'"

Dukungan untuk Taiwan yang bebas dan demokratis juga tampaknya datang dari Washington. Pada hari Kamis (25/11), delegasi Kongres AS untuk kedua kalinya dalam sebulan tiba di Taipei menjanjikan dukungan untuk anggota parlemen di sana. Dipimpin oleh Mark Takano, ketua komite urusan veteran DPR, para delegasi AS bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.

"Taiwan akan terus meningkatkan kerja sama dengan Amerika Serikat untuk menegakkan nilai-nilai kebebasan dan demokrasi kita bersama, dan untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu," kata Tsai.

Kementerian Luar Negeri Cina pun menyatakan "penentangan tegas" terhadap kunjungan itu. (AFP/Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini