TRIBUNNEWS.COM - Arab Saudi telah mengirim dua pesawat untuk membawa bantuan kemanusiaan ke Afghanistan.
Langkah tersebut merupakan inisiatif pertama sejak Taliban menguasai Afghanistan yang dilanda krisis itu pada Agustus, lalu.
Melansir Al Jazeera, kantor berita resmi Saudi Press Agency pada Kamis (17/12/2021) mengatakan, Pusat Bantuan dan Bantuan Kemanusiaan Raja Salman (KSRelief) yang dikelola pemerintah kerajaan mengirim lebih dari 65 ton bantuan, termasuk 1.647 keranjang makanan.
Pengawas umum pusat, Abdullah al-Rabeeah mengatakan, Saudi akan melihat total enam pesawat mengirimkan lebih dari 197 ton bantuan ke Afghanistan.
Baca juga: PBB Terima 72 Laporan Pembunuhan Pasukan Keamanan Afghanistan, Dikaitkan dengan Taliban
Baca juga: Krisis Ekonomi Melanda Afghanistan, Seorang Ibu Terpaksa Jual Anak Demi Beli Makanan untuk Keluarga
Dia mengatakan bantuan itu juga akan dikirim melalui darat dengan 200 truk dari negara tetangga Pakistan.
Pada Selasa (14/12/2021) negara-negara Teluk Arab sepakat untuk berkontribusi dalam memobilisasi upaya internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Afghanistan dan untuk meningkatkan kondisi ekonomi mereka.
Menurut PBB, lebih dari setengah dari 38 juta orang Afghanistan menghadapi kekurangan makanan parah.
Musim dingin memaksa jutaan orang untuk memilih antara migrasi atau kelaparan.
Sebagai informasi, pemerintah Taliban sebelumnya antara tahun 1996 dan 2001 memberlakukan interpretasi yang ketat terhadap hukum Islam dan hukuman publik yang keras.
Baca juga: Arab Saudi Bakal Menaikkan Harga Minyak untuk Pasar Asia dan Amerika Serikat Tahun Depan
Baca juga: Bantu 1,8 Juta Pengungsi Afghanistan, Inggris Sumbang Rp 1,4 Triliun
Arab Saudi adalah salah satu dari tiga negara, termasuk Uni Emirat Arab dan Pakistan, yang mengakui pemerintahan Taliban sebelumnya.
Tapi, sejak kembali berkuasa pada pertengahan Agustus setelah menggulingkan pemerintah yang didukung AS, Taliban telah mencoba untuk menunjukkan wajah yang lebih moderat dalam usahanya untuk pengakuan internasional dan mengakhiri sanksi.
Meskipun kurangnya pengakuan untuk pemerintah Taliban, Amerika Serikat mengizinkan beberapa pengecualian sanksi terhadap Afghanistan untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk.
(Tribunnews.com/Yurika)