Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, MANILA – Korban tewas akibat topan yang menerjang Filipina saat ini dilaporkan berjumlah 12 orang, Jumat (17/12/2021).
Presiden Filipina Rodrigo Duterte khawatir jumlah itu bisa meningkat lebih jauh karena pihak berwenang melihat kehancuran yang disebabkan salah satu badai tropis terkuat yang melanda negara itu tahun ini.
Presiden Rodrigo Duterte mengatakan dia akan mengunjungi daerah tengah dan selatan yang babak belur pada hari Sabtu besok untuk melihat tingkat kerusakan.
Duterte mengatakan pengeluaran Covid-19 telah menghabiskan anggaran tahun ini.
Pemerintah Filipina tengah mencoba mencari tahu berapa banyak kerugian dan biaya yang dapat dikumpulkan untuk tanggap bencana.
“Saya tidak terlalu khawatir tentang kerusakan bangunan,” kata Duterte dalam konferensi pers yang disiarkan televisi dengan pejabat bencana sebagaimana yang dilaporkan Reuters.
Baca juga: Topan Rai Filipina: 4 Orang Tewas dan Puluhan Ribu Warga Mengungsi
“Ketakutan saya adalah jika banyak orang meninggal. Saya sangat ingin Anda pergi ke sana untuk melihat sendiri,” katanya kepada Ricardo Jalad, wakil sekretaris di badan bencana.
Jalad mengatakan jumlah korban tewas masih awal dan dia sedang menunggu informasi dari unit provinsi sebelum penilaian kerusakan lengkap dapat dilakukan.
Sebagian besar kematian yang dilaporkan disebabkan oleh pohon tumbang dan tenggelam.
Topan Rai, dengan kecepatan angin hingga 195 km (121 mil) per jam membuat lebih dari 300.000 orang mengungsi, merusak rumah-rumah, dan meruntuhkan saluran listrik dan komunikasi, memperumit tanggap bencana.
Baca juga: Topan Rai Melanda Filipina, Ribuan Warga Dievakuasi
Rai pada satu titik meningkat menjadi badai kategori 5, klasifikasi tertinggi, tetapi kemudian melemah dan akan keluar dari Filipina pada hari Sabtu.
Negara bisa dilanda rata-rata 20 topan per tahun.
“Kerusakan besar diperkirakan tidak akan terjadi dibandingkan topan dengan kekuatan yang sama sebelumnya,” kata Casiano Monilla, asisten sekretaris di Kantor Pertahanan Sipil.
Namun, gubernur provinsi Bohol Arthur Yap meminta bantuan karena banjir menghambat upaya penyelamatan.
“Keluarga terjebak di atap rumah sekarang,” katanya kepada radio DZBB.
Topan itu, yang ke-15 melanda kepulauan itu tahun ini, menyebabkan puluhan penerbangan dibatalkan dan melumpuhkan operasi di beberapa pelabuhan, menyebabkan sekitar 4.000 orang terdampar.
Pihak berwenang juga menunda upaya vaksinasi massal di sebagian besar wilayah.