News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Impor Ikan Tuna dari Indonesia ke Jepang Turun

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdagangan ikan tuna saat lelang 18 Juni 2010 pagi di pasar Tsukiji Chuoku, Tokyo, Jepang.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pada tahun 2021, kedatangan tahunan ikan tuna segar yang diproduksi di luar Jepang dan diperdagangkan di Pasar Toyosu Tokyo (Daerah Koto), memiliki volume perdagangan tuna terbesar di Jepang. Angkanya sekitar 11.400 ekor ikan pada pertengahan Desember 2021.

Sedangkan impor ikan tuna dari Indonesia turun tajam.

Penurunan perdagangan ini tercatat yang terendah dalam 20 tahun terakhir, termasuk era Pasar Tsukiji (Chuo-ku) sebelum relokasi, dan telah turun menjadi kurang dari seperdelapan dari puncaknya pada sekitar tahun 2002.

"Penurunan ini terutama terlihat pada tuna mata besar mentah, yang impornya dari Indonesia dan Australia telah turun tajam. Dan jumlah tuna sirip biru dari berbagai bagian Mediterania dan Meksiko juga menurun secara signifikan," ungkap seorang importir tuna Jepang kepada Tribunnews.com, Sabtu (18/12/2021).

Mengenai faktor tersebut, juru bicara Maruha Nichiro, perusahaan perikanan besar yang kuat dalam impor ikan tuna, menjelaskan, "Karena kru tidak berkumpul akibat pandemi Covid-19, dan permintaan di pasar Eropa dan Amerika Utara yang ekonominya sedang pemulihan masih terus berkembang."

Importir lain menambahkan, "Negara asing dengan kenaikan upah dan memiliki harga transaksi tuna yang tinggi, dan Jepang tidak tertarik sebagai pembelinya. Tidak bisa untung besar kalau harga dasarnya jadi mahal."

Sejak musim gugur 2009, harga transaksi tuna sirip biru di Amerika Serikat dalam beberapa kasus, baik alami maupun budidaya, hampir 20 persen lebih tinggi daripada di Jepang.

Dikatakan bahwa "Jepang sekarang dalam kerugian yang cukup besar" karena biaya transportasi ke Amerika Serikat dan Eropa rendah (dibandingkan ke Jepang) untuk produk-produk dari Kanada dan Meksiko.

"Kami sudah tidak bisa menaikkan harga karena penampilan sushi murah di Jepang," ujarnya.

Perdagangan ikan tuna saat lelang 18 Juni 2010 pagi di pasar Tsukiji Chuoku, Tokyo, Jepang. (Foto Jiji)

Melihat harga perdagangan Pasar Tsukiji dan Toyosu selama lima tahun terakhir, harga pasar tuna budidaya Meksiko sekitar 2.500 yen per kilogram, dan tuna mata besar Asia Tenggara sekitar 1.500 yen, dan harga pasar hampir tidak berubah.

Perwakilan penjualan Pasar Toyosu menyesalkan hal ini.

"Ini bukan suasana di mana Anda dapat menaikkan (harga transaksi) bahkan jika jumlahnya berkurang, karena maraknya sushi berputar (kaiten sushi) dengan harga murah yang membuat biaya pembelian turun dan sushi take-out dari pengecer massal," kata dia.

Selain harga jual yang rendah, kebiasaan bisnis Jepang dengan kualitas yang ketat juga menjadi faktor yang dijauhi dari area produksi luar negeri.

Di pasar ikan Jepang, penurunan warna yang tidak kentara, sedikit memar, proses pembuangan darah yang buruk, dan lainnya, menjadi pemeriksaan yang sangat rinci.

Salah satu importir di Tokyo yang menangani tuna mata besar mengatakan, "Jika ada sedikit masalah, harganya akan turun menjadi rendah sekaligus."

Pedagang itu juga berurusan dengan Amerika Serikat dan Eropa, dan menekankan perbedaan dari Jepang.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jepang Meningkat Lagi, Per 18 Desember Capai 202 Orang

"Pembeli barat santai dan tidak mengeluh tentang kualitas kecuali itu masalah besar. Ironisnya, tampaknya keterampilan penikmat yang dibudidayakan selama bertahun-tahun telah menjadi batu sandungan," ujarnya.

Berbeda dengan nasib kedatangan tuna dari luar negeri, kabar baik telah tiba untuk pasokan tuna dalam negeri.

Konferensi internasional baru saja memutuskan bahwa kuota untuk tuna sirip biru besar di Samudra Pasifik dan perairan lain di dekat Jepang akan ditingkatkan sebesar 15 persen mulai tahun depan.

Dan kuota untuk kapal penangkap ikan tuna beku yang beroperasi di Samudra Atlantik juga akan meningkat.

Karena produksi tuna budidaya dalam negeri juga berjalan lancar, satu-satunya solusi adalah meningkatkan tingkat swasembada tuna dalam negeri untuk mengisi lubang produksi luar negeri dan menjaga stabilitas pasokan.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini