TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tanggapan negaranya bisa bervariasi jika Amerika Serikat dan NATO menolak membuat dan mendukung jaminan keamanan terkait Ukraina.
“(Tindakan) Itu mungkin bervariasi. Itu akan tergantung pada proposal yang akan dibuat oleh pakar militer kami kepada saya,” kata Putin selama wawancara dengan kantor berita Rusia TASS, Minggu (26/12/2021), seperti dilansir dari UPI.
Ukraina dan Rusia terlibat dalam perselisihan dan konflik yang berlangsung sejak Rusia memasukkankembali Krimea di dalam wilayahnya pada 2014.
Rusia telah melakukan latihan militer di sepanjang perbatasannya dengan Ukraina yang membuat negara-negara barat takut akan kemungkinan invasi musim dingin Rusia ke Ukraina.
Pada 2008, NATO berjanji untuk memberikan Ukraina keanggotaan penuh, yang dianggap Putin sebagai ancaman bagi Rusia.
Baca juga: Putin Tuntut Jaminan Keamanan untuk Rusia, Tuduh Barat Sulut Ketegangan di Eropa
Baca juga: Vladimir Putin dan Xi Jinping Rapat Virtual, Bahas Ancaman dari Negara-negara Barat
Ukraina bergabung dengan NATO sebagai mitra pada Juni 2020 tetapi sejauh ini belum mendapat manfaat dari perjanjian pertahanan kolektif.
Rusia mengirim dokumen ke NATO dan Amerika Serikat pada 17 Desember menuntut aliansi militer internasional menolak keanggotaan ke negara-negara bekas Soviet termasuk Ukraina dan mengurangi kekuatan militer di negara-negara Eropa tengah dan timur.
Awal bulan ini, Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengindikasikan bahwa aliansi tersebut tidak akan membela Ukraina jika Rusia menyerang.
"Penting untuk membedakan antara sekutu NATO dan mitra Ukraina. Sekutu NATO, di sana kami memberikan jaminan pertahanan kolektif, jaminan pertahanan kolektif, dan kami akan membela dan melindungi semua sekutu. Ukraina adalah mitra, mitra yang sangat berharga," katanya. .
Voice of America melaporkan bahwa Gedung Putih mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya siap untuk memulai pembicaraan diplomatik dengan Rusia.
Baca juga: Intelijen Amerika Prediksi Rusia Invasi Ukraina pada Awal 2022: Putin Menyangkal, Biden Mengancam
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Tanggapi soal Ukraina dan Ketegangan NATO
Namun, AS dan NATO sama-sama menegaskan bahwa negara mana pun dapat bergabung dengan aliansi militer.
Putin mengatakan bahwa pembicaraan itu diperkirakan akan dimulai pada Januari.
“Rusia berharap untuk mencapai hasil yang mengikat secara hukum dari pembicaraan diplomatik mengenai dokumen tersebut," lapor TASS.
Menurut TASS, Putin berbicara saat Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada jaringan televisi pemerintah Rossiya 1, Minggu (26/12/2021) bahwa Putin dan Presiden Joe Biden telah "membangun hubungan yang baik dan saling menghormati.”
"Ketika mereka berbicara, mereka sangat konstruktif dan sangat menghormati satu sama lain dalam mengemukakan poin-poin di mana pandangan kami secara langsung berlawanan," kata Peskov.
Baca juga: Presiden Biden Ingatkan Sanksi Amerika Serikat Jika Rusia Serang Ukraina: Ini Jawaban Presiden Putin
Baca juga: Biden dan Putin Bertemu Secara Virtual Bahas Situasi Ukraina
Menurut TASS, Peskov menggambarkan Putin dan Biden - serta Presiden China Xi Jinping - sebagai "politisi paling berpengalaman di dunia ini." (Tribunnews.com/UPI/Hasanah Samhudi)