TRIBUNNEWS.COM - Krisis keuangan yang melanda Afghanistan memaksan ribuan pegawai dibayar dengan gandum, bukan uang.
Taliban mengatakan sedang memperluas program "makanan untuk bekerja", di mana gandum yang disumbangkan digunakan untuk membayar puluhan ribu pekerja sektor publik.
Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meminta bantuan kemanusiaan sebesar $4,4 miliar untuk Afghanistan, seperti dilansir dari BBC.
PBB mengatakan dana itu dibutuhkan tahun ini karena lebih dari separuh penduduk Afghanistan membutuhkannya.
Baca juga: Buron Sejak 2014, Pemimpin Senior Taliban Pakistan Tewas Ditembak di Afghanistan
Baca juga: Taliban Sebut Manekin Langgar Hukum Islam, Pemilik Toko Diperintahkan Potong Kepala Patung
Krisis ekonomi dan kemanusiaan Afghanistan semakin dalam sejak Taliban mengambil alih kendali pada Agustus 2021, lalu.
Pengumuman terbaru Taliban menyoroti krisis keuangan yang melanda negara itu.
Ini juga dapat menimbulkan pertanyaan di antara para penyumbang tentang Taliban yang menggunakan bantuan kemanusiaan untuk mendanai pemerintah mereka.
Bahkan itu terjadi ketika aturan ketat tetap berlaku atas uang yang masuk ke Afghanistan.
Namun, beberapa bantuan kemanusiaan terus berlanjut setelah pengambilalihan Taliban karena pemerintah asing berusaha mencegah jutaan orang kelaparan.
Namun, bantuan itu dimaksudkan untuk melewati pemerintah Afghanistan dan sebagian besar didistribusikan oleh organisasi internasional.
Sekarang, gandum yang sebagian besar disumbangkan oleh India kepada pemerintah Afghanistan yang didukung Amerika Serikat (AS) sebelumnya digunakan oleh Taliban untuk membayar sekitar 40.000 pekerja 10kg gandum per hari, kata pejabat pertanian negara itu.
Pejabat pertanian Afghanistan mengatakan, gandum yang sebagian besar digunakan untuk membayar pekerja di ibu kota Kabul, akan diperluas ke seluruh negeri.
Menurut Fazel Bari Fazli, wakil menteri administrasi dan keuangan di Kementerian Pertanian Afghanistan, Taliban telah menerima pengiriman 18 ton gandum dari Pakistan dengan janji 37 ton lagi dan sedang dalam pembicaraan dengan India lebih dari 55 ton.
Dia tidak mengatakan berapa banyak gandum yang baru disumbangkan dapat digunakan untuk membayar pekerja dan berapa banyak yang akan didistribusikan sebagai bantuan kemanusiaan.
Dalam beberapa bulan terakhir, keuangan negara telah terpukul keras oleh sejumlah masalah besar seperti sanksi yang diberikan kepada anggota Taliban, aset bank sentral yang dibekukan, dan penangguhan bantuan asing, yang hingga tahun lalu mendukung perekonomian.
PBB meluncurkan permohonan bantuan kemanusiaan sebesar $4,4 miliar untuk Afghanistan, Selasa (11/1/2022).
"Kami memasuki tahun 2022 dengan tingkat kebutuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya di antara wanita, pria, dan anak-anak Afghanistan. 24,4 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan, lebih dari setengah populasi," kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.
Baca juga: Pesawat Bantuan Kemanusiaan RI untuk Rakyat Afghanistan Sudah Tiba di Kabul
Baca juga: Tak Hanya Kirim Bantuan Makanan, Indonesia akan Bantu Pendidikan Anak dan Perempuan Afghanistan
PBB menyoroti bahwa, di atas serangkaian krisis yang diderita negara itu, Afghanistan sekarang berada di tengah-tengah salah satu kekeringan terburuk dalam beberapa dekade.
Sementara itu, pemerintahan Biden mengatakan akan memberikan bantuan kemanusiaan senilai $308 juta lagi kepada rakyat Afghanistan.
Dengan begitu, total bantuan AS untuk Afghanistan dan pengungsi Afghanistan di wilayah tersebut menjadi hampir $782 juta sejak Oktober.
Gedung Putih mengatakan bantuan itu ditujukan untuk meringankan penderitaan yang disebabkan oleh pandemi serta kekeringan, kekurangan gizi, dan musim dingin.
(Tribunnews.com/Yurika)