News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Diusir Israel Keluar Dari Rumahnya, Warga Palestina Ancam Bakar Diri Beserta Rumah dan Seisinya

Editor: hasanah samhudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi Israel menggali di sekitar rumah keluarga Palestina yang akan digusur di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem timur, pada Senin (17/1/2022).

TRIBUNNEWS.COM – Israel memaksa mengusir satu keluarga Palestina dari rumahnya di Yerusalem Timur pada Senin (17/1/2022), menyusul ketegangan yang berlangsung berjam-jam.

Namun keluarga Saliyeh bertahan, dan mengancam akan membakar rumah dan seisinya jika dipindahkan dari rumah itu.

Pemilik rumah, Mahmoud Saliyeh, juga mengancam akan membakar dirinya sendiri.

"Saya akan tidur di sebelah tabung gas, saya tidak akan meninggalkan rumah," katanya kepada Middle East Eye, seperti dilansir dari UPI.

Al Jazeera melaporkan, puluhan polisi dengan perlengkapan anti huru-hara mengepung properti itu sejak Senin (17/1/2022) pagi selama kebuntuan selama berjam-jam.

Baca juga: Pria Tua Palestina Meninggal saat Ditangkap Tentara Israel, Diduga Alami Serangan Jantung

Baca juga: Sederet Artis Internasional Dukung Emma Watson, Menentang Israel Yang Menggusur Warga Palestina

Jalan-jalan ditutup di sekitar daerah itu, sekitar satu kilometer di utara tembok Kota Tua Yerusalem.

Di lokasi ini biasanya berlangsung protes warga Palestina yang menghadapi pemindahan segera dari rumah mereka.

“Saya akan membakar rumah dan segala isinya,” kata Mahmoud Salhiyeh sambil berdiri di atap gedung yang dikelilingi tabung gas.

"Saya tidak akan pergi dari sini, hanya dari sini ke kuburan, karena tidak ada kehidupan, tidak ada martabat,” katanya.

“Saya telah melawan mereka selama 25 tahun, mereka mengirimi saya pemukim yang menawarkan untuk membeli rumah dan saya tidak setuju,” tambahnya.

Baca juga: Emma Watson Posting Solidaritas Untuk Palestina di Instagram, Israel Langsung Kritik Keras

Baca juga: Tak Ingin Tersingkir dari Politik, Mantan PM Israel Netanyahu Rundingkan Keringanan Hukuman

Saat sore hari, pasukan Israel yang didukung oleh buldoser dan unit khusus menghancurkan pembibitan tanaman milik keluarga.

Setidaknya dua warga Palestina ditangkap ketika tentara Israel menyerang orang-orang yang berkumpul di sekitar rumah dalam solidaritas untuk keluarga Salhiyeh.

Keluarga Salhiyeh berjuang melawan pemindahan paksa untuk kedua kalinya.

Sebelum keluarga tersebut pindah ke Sheikh Jarrah, mereka dipindahkan secara paksa dari Desa Ein Karem di Yerusalem Barat pada tahun 1948.

Keluarga ini mengatakan telah membeli properti di Sheikh Jarrah sebelum tahun 1967, ketika Israel menduduki Yerusalem Timur.

Baca juga: Warga Palestina Tolak Jadi Penyewa dan Akui Kepemilikan Israel Atas Sengketa di Sheikh Jarrah

Baca juga: Si Kembar Penentang Pengusiran Palestina di Sheikh Jarrah: Dibebaskan Israel

Sementara Israel berdalih di pengadilan bahwa keluarga tersebut tidak memiliki hak atas properti tersebut.

Kota Yerusalem secara resmi menyita properti itu pada tahun 2017 untuk tujuan membangun sekolah kebutuhan khusus, yang digambarkan Salhiyeh sebagai dalih untuk kepentingan umum.

Pengadilan Yerusalem tahun lalu memutuskan mendukung kota itu dan mengizinkan pengusiran paksa.

Keluarga telah mengajukan banding dan sedang menunggu keputusan, tetapi hakim tidak membekukan perintah pengusiran.

Balai Kota dan polisi mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan pengadilan memerintahkan keluarga untuk mengosongkan properti itu setahun yang lalu.

Baca juga: Pakistan Kecam Rencana Israel Bangun Ribuan Pemukiman Ilegal di Batas Kota Yerusalem

Baca juga: Menlu Blinken: Amerika Serikat Akan Buka Kembali Misi Palestinanya di Yerusalem

Pemerintah kota mengatakan properti itu akan digunakan untuk membangun sekolah, yang akan melayani anak-anak Palestina di lingkungan itu.

Sebuah area dengan deretan pohon rumah batu pasir, konsulat asing dan hotel mewah, Sheikh Jarrah telah menjadi lambang dari apa yang orang Palestina anggap sebagai kampanye Israel untuk secara paksa menggusur mereka dari Yerusalem Timur.

Ketika penduduk dan aktivis Sheikh Jarrah memantau situasi dari atap terdekat, Konsulat Inggris di Yerusalem Timur, yang terletak di seberang rumah, memposting di twitter.

Mereka menyebutkan, Konsul Jenderal Diane Corner telah bergabung dengan diplomat lain untuk "menjadi saksi penggusuran yang sedang berlangsung".

Konsulat mengatakan bahwa penggusuran semacam itu di wilayah pendudukan bertentangan dengan hukum kemanusiaan internasional.

Baca juga: PBB Desak Israel Segera Hentikan Pembangunan Permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur

Baca juga: Bentrokan di Yerusalem, Pemukim Yahudi Berusaha Usir Keluarga Palestina

Ia mendesak pemerintah Israel untuk menghentikan praktik-praktik semacam itu yang hanya meningkatkan ketegangan di lapangan.

Israel merebut Yerusalem Timur, bersama dengan Tepi Barat dan Jalur Gaza, dalam perang tahun 1967.

Israel kemudian mencaplok bagian timur kota – rumah bagi sebagian besar penduduk Palestina di Yerusalem – dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional. (Tribunnews.com/UPI/Aljazeera/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini