TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu ketakutan setelah meningkatnya kekhawatiran atas potensi serangan Hizbullah Lebanon.
Netanyahu memindahkan semua pekerjaannya di bawah tanah kantornya.
Menurut Channel 12 Israel, Netanyahu kini menghabiskan sebagian besar pekerjaannya di ruangan yang dijaga ketat.
Sebuah laporan menunjukkan bahwa Netanyahu diarahkan untuk menggunakan ruangan bawah tanah dan disarankan untuk tidak tinggal di lokasi yang sudah dikenal.
Tindakan pencegahan ini dilaporkan dimulai setelah pesawat nirawak Hizbullah meledak di dekat kediaman Netanyahu di Caesarea Oktober lalu.
Channel 12 juga mencatat bahwa tindakan keamanan baru telah menyebabkan diadakannya beberapa pertemuan pemerintah di berbagai lokasi dan penundaan pernikahan putra Netanyahu, Avner, yang telah direncanakan dalam waktu dekat.
Selain itu, sumber hukum dan politik memperkirakan bahwa pengacara Netanyahu mungkin meminta penundaan dalam sidang pengadilannya yang akan datang.
Netanyahu dijadwalkan untuk bersaksi bulan depan di Pengadilan Distrik al-Quds terkait tiga kasus korupsi, tetapi protokol keamanan mungkin akan mempersulit kehadirannya, karena pengadilan tidak memiliki ruang yang dibentengi.
Seperti yang diketahui, media Israel melaporkan pada akhir Oktober bahwa serangan pesawat tak berawak yang dilancarkan oleh Hizbullah menghantam dan merusak kediaman Netanyahu di Caesarea, sebelah selatan Haifa yang diduduki.
Pengumuman itu muncul tak lama setelah Petugas Hubungan Media Hizbullah, Mohammad Afif, mengklaim dari pinggiran selatan Beirut bahwa Perlawanan Islam di Lebanon bertanggung jawab atas operasi pada 19 Oktober.
Pada hari serangan, Kantor Perdana Menteri mengklaim bahwa Netanyahu dan istrinya, Sara, tidak hadir pada saat serangan.
Baca juga: Takut Dikejar Rudal Hizbullah, Netanyahu Pindahkan Kantor Pemerintahan ke Bunker Bawah Tanah
Dikutip dari Al Mayadeen, menurut laporan militer, drone itu merupakan salah satu dari tiga drone yang diluncurkan dari Lebanon.
Meskipun tiga helikopter tempur dikerahkan untuk mencegat pesawat nirawak tersebut, mereka tidak berhasil.
Dua dari pesawat nirawak tersebut akhirnya dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome.