News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gunung di Bawah Laut Pasifik Meletus

3 Pulau Kecil di Tonga Rusak setelah Dihantam Tsunami, Hanya Beberapa Rumah yang Tetap Berdiri

Penulis: Rica Agustina
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cuplikan yang diambil dari rekaman satelit Himawari-8 Jepang dan dirilis oleh Institut Nasional Informasi dan Komunikasi (Jepang) pada 15 Januari 2022 menunjukkan letusan gunung berapi yang memicu tsunami di Tonga. - Letusannya begitu kuat hingga terdengar sebagai suara guntur yang keras di Fiji lebih dari 800 kilometer (500 mil) jauhnya. (Photo by Handout / NATIONAL INSTITUTE OF INFORMATION AND COMMUNICATIONS (JAPAN) / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Tiga pulau kecil di Kerajaan Tonga mengalami kerusakan serius akibat gelombang tsunami yang menghantam negara kepulauan di Samudra Pasifik bagian selatan itu.

Laporan tersebut disampaikan oleh para pejabat dan Palang Merah, saat gambaran yang lebih luas mengenai kehancuran yang disebabkan gunung berapi bawah laut, Gunung Hunga Tonga Ha'apai, mulai terlihat.

Komunikasi telah terputus di seluruh Tonga sejak letusan pada Sabtu (15/1/2022), tetapi sebuah kapal berhasil mencapai pulau-pulau terpencil Nomuka, Mango dan Fonoifua pada Rabu (19/1/2022).

Beberapa rumah tetap berdiri setelah pemukiman dihantam gelombang dengan ketinggian 15 meter, kata Greenwood, Kepala Delegasi di Pasifik untuk Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

"Informasi yang sangat disayangkan telah terungkap dalam semalam tentang tiga pulau yang sangat kami khawatirkan, bahwa mereka semua menderita konsekuensi yang menghancurkan sebagai efek dari gelombang yang melanda ini," kata Greenwood seperti dikutip AP News.

"Sebagian besar bangunan dan tempat tinggal di pulau-pulau itu telah hancur total."

Baca juga: Ilmuwan NASA Perkirakan Kekuatan Letusan Gunung Berapi Tonga: Setara 10 Megaton TNT

Baca juga: Dampak Tsunami Tonga, Pejabat: Kabel Bawah Laut Tonga Butuh Setidaknya 4 Minggu untuk Diperbaiki

Hingga kini, masih belum jelas bantuan apa yang paling dibutuhkan atau diinginkan Tonga dari masyarakat internasional.

Tonga memiliki kekhawatiran atas kemungkinan penyebaran Covid-19 dari pihak luar.

Tonga mengharapkan bantuan bencana yang hampir tanpa kontak sebagai tindakan pencegahan Covid-19, kata Greenwood.

Greenwood mengakui bahwa hal itu akan memperumit upaya distribusi bantuan.

"Mereka benar-benar tidak ingin menukar satu bencana dengan bencana lainnya," kata Greenwood.

Untuk mengantisipasi kebutuhan negara itu, Selandia Baru sudah mengirimkan dua kapal.

Salah satu kapal membawa 250.000 liter air dan pabrik desalinasi dengan kapasitas untuk menghasilkan 70.000 liter lebih per hari.

Kemudian kapal lainnya membawa tim survei dan penyelaman untuk membantu menilai kerusakan saluran pelayaran, pelabuhan dan infrastruktur dermaga.

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta mengatakan tim-nya juga akan tersedia untuk membantu jika diperlukan dengan evakuasi sekitar 150 orang yang tinggal di pulau-pulau terpencil yang hancur.

Desa Kolomotu'a, Divisi Tongatapu (UNOSAT)

"Kami siap membantu di mana itu berguna bagi pemerintah Tonga, dan di mana mereka puas dengan protokol Covid,” kata Nanaia Mahuta.

Australia juga bersiap untuk mengirim bantuan melalui udara dan kapal.

Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan dia berharap untuk berbicara dengan rekannya di Tonga pada Rabu malam untuk lebih memahami apa yang dibutuhkan.

"Pasukan pertahanan kami telah mempertahankan operasi mereka dan mengerahkan seperlunya dan diarahkan," kata Scott Morrison.

"Jadi kami sangat merasakan keluarga kami di Tonga."

Gunung Hunga Tonga Ha'apai menyebabkan pulau utama di Tonga diselimuti abu setebal 2 sentimeter, yang menyebabkan landasan pacu sepanjang 2,6 kilometer di Bandara Internasional Fua'amotu tidak dapat digunakan.

Relawan telah bekerja untuk menyapu abu, membersihkan jalan bagi pesawat bantuan agar bisa mendarat, dan ada harapan itu mungkin siap pada Kamis pagi.

Sementara itu, komunikasi di Tonga kini sangat terbatas karena kabel serat optik bawah air tunggal yang menghubungkan Tonga ke seluruh dunia kemungkinan terputus akibat letusan.

Perusahaan yang memiliki kabel itu mengatakan perbaikan bisa memakan waktu berminggu-minggu.

Gambar satelit menangkap letusan spektakuler gunung berapi Hunga Tonga Hunga Ha'apai, dengan gumpalan abu, uap, dan gas yang membubung seperti jamur raksasa di atas Pasifik Selatan.

Baca juga: Bantu Petakan Tingkat Kerusakan, Australia dan Selandia Baru Kirim Kapal Perang ke Tonga

Baca juga: FOTO-FOTO Tonga setelah Erupsi & Tsunami, Pulau-pulau Diselumuti Abu, 2 Orang Dikonfirmasi Tewas

Gunung berapi ini terletak sekitar 64 kilometer utara ibu kota Tonga, Nuku'alofa.

Banyaknya abu di udara juga membuat komunikasi satelit menjadi tidak stabil tetapi membaik, kata Greenwood.

Sejauh ini, tampaknya negara itu telah menghindari kehancuran yang meluas yang awalnya ditakuti banyak orang.

Pemerintah mengatakan telah mengkonfirmasi tiga kematian, yakni dua penduduk lokal dan seorang wanita Inggris.

Jumlah korban diperkirakan akan meningkat karena lebih banyak laporan datang dari daerah-daerah terpencil.

Di pulau utama Tonga, Tongatapu, mungkin masalah terbesar adalah abu yang telah mengubahnya menjadi pemandangan bulan kelabu, mencemari air hujan yang biasanya diandalkan orang untuk minum.

Greenwood mengatakan orang-orang telah diperingatkan sebelumnya untuk melindungi persediaan air mereka.

"Air pasti, 100 persen, prioritas utama saat ini, bersama dengan kebutuhan tempat tinggal," kata Greenwood.

Baca juga berita lain Gunung di Bawah Laut Pasifik Meletus

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini