TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya tujuh orang tewas dalam ledakan bom di sebuah minibus di kota Herat, Afghanistan barat, kata para pejabat.
"Empat wanita termasuk di antara tujuh yang tewas," kata kepala rumah sakit provinsi Herat, Arif Jalali, kepada kantor berita AFP, Sabtu.
Dilansir Al Jazeera, Komandan Taliban Herat, Mawlawi Ansari mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa sembilan orang terluka.
Ledakan itu dikonfirmasi oleh kantor intelijen Herat.
Baca juga: Menlu RI Soal Bantuan Afghanistan Dikaitkan Dukung Taliban: Ini Kemanusiaan, Jutaan Bayi Butuh Susu
Baca juga: Taliban Ancam Menembak Wanita LSM Afghanistan Jika Tidak Mengenakan Burqa
"Laporan awal menunjukkan ledakan itu adalah bom lengket yang menempel pada tangki bahan bakar kendaraan penumpang," kata Sabit Harwi, juru bicara kantor tersebut.
Polisi provinsi Herat dan departemen kebudayaan juga mengkonfirmasi ledakan bom tersebut.
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 94 95 96 97 Kurikulum Merdeka, Uji Kompetensi Bab 3 - Halaman all
20 Latihan Soal IPAS Kelas 4 SD BAB 4 Kurikulum Merdeka serta Kunci Jawaban, Perubahan Bentuk Energi
Tidak ada klaim tanggung jawab langsung atas serangan itu.
Keamanan di Afghanistan telah meningkat pesat sejak pertempuran bersenjata selama 20 tahun oleh Taliban berakhir dengan perebutan kelompok itu di ibu kota, Kabul, pada Agustus.
Baca juga: Warga Batam Mulai Terganggu Aksi Unjuk Rasa Pengungsi Afghanistan
Baca juga: PBB Sebut Taliban Lembagakan Diskriminasi dan Kekerasan Gender pada Perempuan Afghanistan
Namun, beberapa serangan telah dilaporkan setiap minggu di seluruh negeri, termasuk beberapa yang diklaim oleh cabang regional ISIL (ISIS), Negara Islam di Provinsi Khorasan , ISKP (ISIS-K).
ISKP telah dituduh secara teratur menargetkan komunitas Syiah Hazara di negara itu dengan serangan mematikan, dan daerah di mana ledakan hari Sabtu terjadi di dekat stasiun bus juga dihuni oleh komunitas tersebut.
Herat adalah kota terbesar ketiga di negara itu, dekat dengan perbatasan dengan Iran, tetapi tetap relatif damai dalam beberapa bulan terakhir.
Selain kekhawatiran terkait keamanan, ekonomi Afghanistan tetap mengerikan karena dukungan untuk negara itu telah mengering di tengah pengambilalihan Taliban.
Baca juga: Taliban Akhirnya Izinkan Perempuan Afghanistan Kembali ke Sekolah Mulai Maret 2022
Baca juga: Sedikitnya 26 Orang Tewas Tertimbun Runtuhan Atap Rumahnya Dalam Gempa Bumi di Afghanistan Barat
Komunitas internasional tetap waspada terhadap kelompok itu dengan Amerika Serikat yang menjatuhkan sanksi pada beberapa pemimpinnya.
PBB memperkirakan hampir 23 juta warga Afghanistan – sekitar 55 persen dari populasi – menghadapi tingkat kelaparan yang ekstrem, dengan hampir sembilan juta orang berisiko kelaparan saat musim dingin berlangsung.
Berita lain terkait dengan Ledakan Bom di Afghanistan
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)