TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya 120 orang tewas dalam bentrokan yang berlangsung antara pasukan pimpinan Kurdi yang didukung AS dan ISIL (ISIS) menyusul serangan di penjara Suriah.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan, "setidaknya 77 anggota IS dan 39 pejuang Kurdi, termasuk pasukan keamanan internal, penjaga penjara dan pasukan kontra-terorisme telah tewas” dalam serangan yang dimulai pada Kamis (20/1/2022).
Melalui media Amaq pada Jumat (21/1/2022), ISIL mengaku bertanggung jawab atas penyerbuan ke penjara.
Sebuah video yang dirilis pada Sabtu (22/1/2022) menunjukkan orang-orang bersenjata menyusup ke penjara dan mengibarkan bendera hitam kelompok itu saat mereka menyerbu penjara Ghwayran yang dikelola Kurdi di Kota Hasakeh.
Al Jazeera tidak dapat secara independen memverifikasi keaslian rekaman tersebut.
Baca juga: Militan ISIS Serang Penjara di Suriah, Pasukan Kurdi Buru Narapidana yang Kabur
Baca juga: Berita Foto : Penduduk Meninggalkan Kota saat Pertempuran Mematikan Terjadi di Suriah
Menurut SOHR, setidaknya tujuh warga sipil juga tewas dalam pertempuran itu.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi mengatakan pada Minggu (23/1/2022) bahwa pihaknya memperketat pengepungan dengan dibantu pasukan pimpinan AS.
Mereka menyebutkan, 17 tentaranya telah tewas.
SDF semula mengatakan telah menggagalkan pelarian dan menangkap 89 milisi ISlL yang berlindung di sekitarnya.
Namun belakangan, SDF mengakui bahwa narapidana telah mengambil alih bagian dari fasilitas tersebut.
Baca juga: Pangkalan Militer AS di Suriah Kembali Diserang, Lima Roket Menghantam Bandara Kharab al-Jir
Baca juga: Kelompok Tak Dikenal Gempur Truk dan Pos Militer Kelompok Kurdi Suriah
Seorang juru bicara SDF juga mengatakan milisi telah menangkap kembali 104 tahanan yang melarikan diri, tetapi jumlah mereka yang melarikan diri belum ditentukan.
Penyerang meledakkan bom mobil di dekat gerbang penjara, membantu puluhan narapidana melarikan diri ke Distrik Ghwayran.
Komandan militer utama SDF, Mazloum Abadi, mengatakan pada Jumat (21/1/2022) bahwa ISIL telah memobilisasi sebagian besar sel tidurnya untuk mengatur pembobolan penjara.
Pentagon AS mengkonfirmasi koalisi melawan ISIL melakukan serangan udara untuk mendukung SDF saat berusaha mengakhiri pembobolan penjara.