TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Joe Biden pada Kamis (27 Januari) mengatakan dia berencana mencalonkan seorang wanita kulit hitam untuk menjadi Hakim Agung AS pada akhir Februari mendatang.
Wanita tersebut akan menggantikan Hakim Agung AS Stephen Breyer yang memasuki masa pensiun.
Biden muncul bersama Breyer, yang dikenalnya sejak 1970-an, di Gedung Putih setelah hakim berusia 83 tahun itu secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dalam sebuah surat kepada presiden.
Breyer menulis bahwa dia berencana mengakhiri masa jabatan di pengadilan saat ini, sekitar akhir Juni, dengan asumsi penggantinya telah dikonfirmasi oleh Senat AS.
Biden menyinggung komitmennya selama kampanye pemilihan presiden 2020 lalu untuk menunjuk wanita kulit hitam menjadi hakim tinggi.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Calonkan Wanita Muslim Pertama AS Jadi Hakim Pengadilan Federal
Biden memenangkan nominasi Partai Demokrat 2020 sebagian besar karena dukungan kuat pemilih kulit hitam.
"Prosesnya akan ketat. Saya akan memilih calon yang layak mendapatkan warisan dari Hakim Breyer," kata Biden, seperti dilansir dari Channel News Asia.
Ia menyebut pemilihan hakim agung salah satu tanggung jawab konstitusional presiden yang paling serius.
"Sementara saya mempelajari latar belakang dan catatan tentang kandidat, saya tidak membuat keputusan kecuali satu: Orang yang saya nominasikan adalah seseorang dengan kualifikasi, karakter, pengalaman, dan integritas yang luar biasa - dan orang itu akan menjadi wanita kulit hitam pertama yang pernah dinominasikan ke Mahkamah Agung Amerika Serikat. Ini sudah lama tertunda, menurut saya," kata Biden.
Calon potensial ada tiga orang. Pertama, Ketanji Brown Jackson, mantan petugas hukum Breyer yang dikonfirmasi oleh Senat Juni lalu untuk bertugas di pengadilan banding AS.
Baca juga: Pakistan Lantik Hakim Mahkamah Agung Wanita Pertama Ayesha Malik
Kedua, Leondra Kruger, yang bekerja di Mahkamah Agung California.
Pesaing potensial lainnya adalah Michelle Childs, seorang hakim pengadilan distrik federal di Carolina Selatan yang telah dinominasikan Biden ke pengadilan banding AS di Washington.
Biden mengatakan dia ingin Senat, yang dikendalikan oleh rekan-rekan Demokratnya dengan selisih tipis, untuk segera bergerak begitu dia memilih calonnya.
Demokrat dapat mengkonfirmasi calon tanpa satu suara Republik karena Partai Republik pada 2017 mengubah aturan Senat untuk tidak lagi memerlukan 60 dari 100 senator untuk memungkinkan pencalonan Mahkamah Agung.
Sumber yang mengetahui tentang hal ini mengatakan, pejabat Gedung Putih diperkirakan mulai menghubungi dan bertemu dengan kandidat paling cepat minggu depan.
Baca juga: Taliban Ancam Menembak Wanita LSM Afghanistan Jika Tidak Mengenakan Burqa
Biden diperkirakan akan memilih calon dari sekitar kurang dari 10 orang.
Biden mengatakan dia mengungkapkan rasa terima kasih negaranya kepada Breyer atas karirnya yang luar biasa dalam pelayanan publik.
Ia merujuk pada keberhasilan mahkamah terkait penegakan hak aborsi, hak memilih, tindakan lingkungan, dan kebebasan beragama.
“Ini adalah hari yang pahit bagi saya," kata Biden. "Saya pikir dia (Breyer) adalah model pegawai publik di saat perpecahan besar di negara ini,” katanya. (Tribunnews.com/CNA/Hasanah Samhudi)