TRIBUNNEWS.COM - Walikota Ottawa telah mengumumkan keadaan darurat untuk membantu menangani aksi protes yang sudah berlangsung selama 10 hari.
Demonstran yang terdiri dari pengemudi truk telah menutup sebagian besar pusat ibukota Kanada, Sky News melaporkan.
"Peristiawa ini mencerminkan bahaya dan ancaman serius terhadap keselamatan dan keamanan penduduk yang ditimbulkan karena demonstrasi," kata Jim Watson dalam sebuah pernyataan.
Demonstrasi mengenai mandat vaksin dan pembatasan Covid-19 oleh pengemudi truk Kanada dimulai di Ottawa dan kemudian menyebar ke seluruh negeri.
Watson, yang sebelumnya mengeluh bahwa para pengunjuk rasa melebihi jumlah polisi dan mengendalikan situasi, tidak memberikan perincian tentang tindakan apa yang mungkin dia lakukan.
Baca juga: Cerita Pasien di Kanada Alami Penyakit Misterius, Tak Tahu Sakit Apa, Investigasi Berjalan Lamban
Baca juga: Ribuan Orang di Kanada Gelar Protes Mandat Vaksin Covid-19
"Konvoi Kebebasan" oleh para pengemudi truk dimulai sebagai gerakan menentang persyaratan vaksin di Kanada bagi pengemudi truk lintas batas.
Namun konvoi itu kemudian berubah menjadi titik kumpul melawan aturan-aturan kesehatan masyarakat serta pemerintah Perdana Menteri Justin Trudeau.
Sebelumnya pada hari Minggu (6/2/2022), seorang mantan duta besar AS mengecam kelompok-kelompok dari AS karena ikut campur dalam aksi protes yang terjadi Kanada.
Laman penggalangan dana dibuat di GoFundMe oleh kelompok-kelompok di AS untuk membantu mendukung demonstrasi para pengemudi truk.
Halaman itu mengumpulkan jutaan dolar untuk para demonstran sebelum akhirnya ditutup.
GoFundMe mengatakan akan melakukan pengembalian uang atau mengalihkan sumbangan ke badan amal lainnya.
Polisi Ottawa telah merelokasi beberapa pengunjuk rasa dan memasang barikade baru pada hari Minggu.
Demonstran sempat memanas karena tidak mendapat tanggapan resmi dari pemerintah.
Polisi mengatakan mereka mengumpulkan uang, data digital, STNK, dan bukti lain yang akan digunakan dalam penuntutan pidana.
Tujuh orang juga ditangkap oleh polisi Ottawa sehubungan dengan demonstrasi yang sedang berlangsung ini.
Beberapa kendaraan serta bahan bakar telah disita.
Baca juga: Badai Salju Tewaskan 4 Orang Termasuk Bayi Mati Membeku di Dekat Perbatasan AS dan Kanada
Baca juga: Netflix Naikkan Harga Langganan Bulanan di AS dan Kanada
Polisi mengatakan saat ini ada lebih dari 60 investigasi kriminal terkait dengan demonstrasi, terutama untuk kerusakan, pencurian, kejahatan kebencian dan kerusakan properti.
Petugas juga mengumumkan bahwa mereka akan menindak orang-orang yang mencoba membawa tabung untuk mengisi bahan bakar ratusan truk besar yang memblokir sebagian besar jalan di pusat kota.
Protes selama sembilan hari terakhir telah melumpuhkan pusat kota Ottawa.
Beberapa peserta mengibarkan bendera Konfederasi atau Nazi dan beberapa mengatakan mereka ingin membubarkan pemerintah Kanada.
Penyelenggara konvoi mengklaim mereka tidak akan pergi sampai mandat vaksin berakhir.
Namun Menteri Keamanan Publik Kanada Marco Mendicino mengatakan pemerintah tidak akan mundur dalam masalah ini.
"Kami mengajukan pertanyaan tentang vaksin dan mandat vaksin pada surat suara ... dalam pemilihan (2021) dan kami hanya melaksanakan janji yang kami buat dengan dukungan sebagian besar warga Kanada," katanya di televisi CBC.
Blokade yang terorganisir dengan baik sebagian mengandalkan bantuan keuangan dari simpatisan AS, menurut polisi.
Empat orang sejauh ini telah didakwa dengan kejahatan rasial.
Polisi mengatakan mereka sedang menyelidiki ancaman terhadap tokoh masyarakat bersama dengan Biro Investigasi Federal AS.
Sementara itu, PM Justin Trudeau saat ini sedang mengisolasi diri setelah dinyatakan positif Covid-19 pekan lalu.
Sejauh ini ia tidak berenca menggunakan militer untuk menghentikan protes.
Trudeau dan keluarganya meninggalkan rumah mereka di pusat kota akhir pekan lalu karena alasan keamanan.
Lokasinya sekarang belum diungkapkan.
Ia mengatakan konvoi itu mewakili "minoritas kecil" dan pemerintah tidak akan terintimidasi.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)