Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu kemarin mendesak negara-negara kaya untuk membayar bagian mereka yang adil dari uang yang dibutuhkan untuk rencana menaklukkan virus corona (Covid-19) 'Covid Plan' dengan segera menyumbang 16 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Lembaga itu mengatakan suntikan dana cepat ke Access to COVID Tools Accelerator (ACT-A) dapat mengakhiri Covid-19 sebagai bencana darurat kesehatan global tahun ini.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (10/2/2022), ACT-A yang dipimpin WHO bertujuan untuk mengembangkan, memproduksi, menyediakan, dan mendistribusikan alat untuk mengatasi pandemi, yang terdiri dari vaksin, alat tes, perawatan, dan Alat Pelindung Diri (APD).
Baca juga: Kepala WHO Bertemu PM China, Bahas Asal Usul Covid-19
ACT-A yang melahirkan fasilitas Covax yang dirancang untuk memastikan negara-negara miskin pada akhirnya dapat mengakses vaksin, telah memprediksi secara tepat bahwa negara-negara kaya akan memonopoli dosis.
Perlu diketahui, Covax mengirimkan miliaran dosis vaksin pada pertengahan Januari 2022.
Sementara ACT-A membutuhkan 23,4 miliar dolar AS untuk programnya pada periode Oktober 2021 hingga September 2022.
Namun sejauh ini dana yang terkumpul baru 800 juta dolar AS.
Oleh karena itu, skema tersebut menginginkan pembayaran 16 miliar dolar AS di muka, dari negara-negara kaya 'untuk menutup kesenjangan pembiayaan langsung'.
Sedangkan sisanya akan didanai sendiri oleh negara-negara berpenghasilan menengah.