TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah militer atau Junta Myanmar mengumumkan amnesti bagi tahanan untuk memperingati Hari Persatuan negara itu.
Kepala Junta Min Aung Hlaing mengeluarkan perintah pengampunan untuk 814 tahanan pada Sabtu (12/2/2022), kata media pemerintah.
Mereka yang diberi amnesti sebagian besar akan berasal dari penjara di pusat komersial Yangon, kata juru bicara junta Zaw Min Tun.
Zaw Min Tun tidak mengatakan apakah warga Australia yang ditahan, Sean Turnell, akan termasuk di antara mereka yang dibebaskan.
Turnell yang telah ditahan selama lebih dari setahun adalah seorang profesor ekonomi Australia.
Baca juga: Pertemuan Menlu ASEAN, Kamboja Undang Perwakilan Non-Politik Myanmar
Turnell yang bekerja sebagai penasihat, ditahan hanya beberapa hari setelah pemimpin sipil Aung San Suu Kyi digulingkan.
Dia kemudian didakwa melanggar undang-undang rahasia resmi Myanmar dan menghadapi hukuman maksimal 14 tahun penjara jika terbukti bersalah.
Sementara itu, sekitar 24 orang berkumpul berkumpul di luar penjara Insein era kolonial Yangon pada Sabtu pagi dan berharap untuk dipersatukan kembali dengan orang-orang terkasih.
Seorang warga yang ikut berkumpul, Daw Lwin Lwin Moe mengatakan, dia sedang menunggu putrinya yang berusia 19 tahun, yang ditangkap karena dituduh melakukan penghasutan.
"Dia sudah berada di penjara selama 11 bulan," katanya seperti dikutip Channel News Asia.
Daw Khine kembali ke Insein setelah putranya yang berusia 18 tahun dikeluarkan dari amnesti sebelumnya pada bulan Oktober.
"Saya hanya punya satu putra dan saya berharap bisa bertemu dengannya hari ini," katanya.
Baca juga: Pacu Ekonomi Domestik, Junta Myanmar Akan Bikin Mata Uang Digital
Unjuk Kekuatan
Lebih lanjut, Junta menandai Hari Persatuan dengan unjuk kekuatan di ibu kota yang dibangun militer Naypyidaw.