News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

AS, Jepang, serta Korea Selatan Bertemu di Hawaii untuk Bahas Uji Coba Rudal Korea Utara

Penulis: Rica Agustina
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar ini diambil pada 11 Januari 2022 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 12 Januari 2022 menunjukkan apa yang dikatakan Korea Utara tentang uji tembak rudal hipersonik yang dilakukan oleh Akademi Ilmu Pertahanan DPRK di sebuah tempat yang dirahasiakan. (Photo by various sources / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, bertemu dengan rekan-rekannya dari Jepang dan Korea Selatan di Hawaii pada Sabtu (12/2/2022), APNews melaporkan.

Pertemuan itu diadakan untuk membahas ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara, yang memulai tahun ini dengan serangkaian uji coba rudal.

Blinken mengatakan pada konferensi pers setelah pertemuan bahwa Korea Utara dalam fase provokasi, dan ketiga negara mengutuk peluncuran rudal baru-baru ini.

"Kami benar-benar bersatu dalam pendekatan kami, dalam tekad kami," kata Blinken setelah pembicaraannya dengan Menteri Luar Negeri Jepang, Yoshimasa Hayashi, dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Chung Eui-yong.

Dia mengatakan Jepang dan Korea Selatan berkonsultasi dengan sangat dekat tentang langkah-langkah lebih lanjut yang mungkin mereka ambil dalam menanggapi Korea Utara.

Baca juga: PBB Tuding Korea Utara Kembangkan Senjata Nuklir dari Uang Kripto Curian

Ketiganya merilis pernyataan bersama yang menyerukan Korea Utara untuk berdialog bersama dan menghentikan "kegiatan melanggar hukum".

Perwakilan ketiga negara itu mengatakan pihaknya tidak memiliki niat bermusuhan terhadap Korea Utara dan terbuka untuk bertemu dengan Pyongyang tanpa prasyarat.

Untuk diketahui, Korea Utara memiliki sejarah panjang menggunakan provokasi seperti uji coba rudal atau nuklir untuk mencari konsesi internasional.

Uji coba terbaru datang ketika ekonomi Korea Utara mengalami krisis karena pandemi Covid-19 dan sanksi yang melumpuhkan yang dipimpin AS.

Banyak yang melihat uji coba itu sebagai upaya untuk menekan pemerintahan Presiden Joe Biden agar mengurangi sanksi.

Baca juga: AS Desak Korea Utara untuk Fokus pada Kebutuhan Rakyat, Bukan Program Nuklir dan Rudal Balistik

Namun, pemerintahan Biden tidak menunjukkan kesediaan untuk mengurangi saknsi, tetapi telah menawarkan pembicaraan secara terbuka.

Sementara itu, Korea Utara telah menolak tawaran AS untuk melanjutkan diplomasi, dengan mengatakan tidak akan kembali ke pembicaraan kecuali Washington menangguhkan apa yang dikatakannya sebagai "kebijakan yang bermusuhan".

Adapun uji coba rudal baru-baru ini, yaitu rudal balistik jarak menengah Hwasong-12 mampu mencapai wilayah AS di Guam.

Itu adalah senjata jarak terjauh yang telah diuji Korea Utara sejak 2017.

Beberapa uji coba juga telah mengguncang, Korea Selatan dan Jepang.

Baca juga: Di Tengah Ketegangan AS-Korut atas Uji Coba Rudal, Trump Akui Masih Berhubungan dengan Kim Jong Un

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang membantu mengatur pembicaraan bersejarah antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan mantan Presiden Donald Trump pada 2018 dan 2019, mengatakan bulan lalu bahwa uji coba tersebut merupakan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB.

Moon Jae-in kemudian mendesak Korea Utara untuk menghentikan tindakan yang menciptakan ketegangan dan tekanan itu.

Korea Utara tampaknya menghentikan uji cobanya selama Olimpiade Musim Dingin di China, sekutu terpenting yang membantu kehidupan ekonominya.

Tetapi para analis percaya Korea Utara akan secara dramatis meningkatkan pengujian senjatanya setelah Olimpiade.

Informasi lebih lanjut, Blinken tiba di Hawaii dari Fiji, di mana ia bertemu dengan Penjabat Perdana Menteri Aiyaz Sayed-Khaiyum dan para pemimpin Pasifik lainnya.

Baca juga: Rudal yang Diuji Coba Korea Utara Disebut Mampu Menjangkau Wilayah Guam Amerika Serikat

Pertemuan itu diadakan untuk membicarakan masalah regional, terutama risiko eksistensial yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.

Itu adalah kunjungan pertama menteri luar negeri AS ke Fiji sejak 1985.

Blinken memulai tur Pasifiknya di Australia, di mana dia bertemu rekan-rekannya dari Australia, India dan Jepang.

Keempat negara tersebut membentuk “Quad”, sebuah blok demokrasi Indo-Pasifik yang diciptakan untuk melawan pengaruh regional China.

Hayashi dan Chung mengadakan pertemuan bilateral terpisah pada hari Sabtu selama sekitar 40 menit sebelum menemui Blinken.

Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan mereka menegaskan kembali pentingnya bekerja sama dan dengan AS untuk menanggapi Korea Utara dan untuk mencapai stabilitas regional.

Kementerian mengatakan mereka juga terus terang bertukar pandangan tentang perselisihan yang sedang berlangsung antara kedua negara, termasuk pekerja Korea di masa perang dan pelecehan seksual terhadap wanita Korea yang dipaksa menjadi budak seks oleh tentara kekaisaran Jepang.

Chung mengusulkan kedua negara mempercepat diplomasi untuk menemukan solusi atas ketidaksepakatan, kata Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

Blinken juga bertemu secara terpisah dengan Chung. Dia bertemu Hayashi awal pekan ini di Australia.

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini