"Itulah yang telah kami lakukan. Itu yang akan terus kami lakukan,” katanya.
Baca juga: Rusia Tuduh Barat Sebarkan Disinformasi tentang Ukraina: Tutupi Tindakan Agresif Mereka Sendiri
Baca juga: Situasi Rusia-Ukraina Semakin Memanas, Pemerintah RI Rencanakan Evakuasi WNI
Surat kabar Washington Post melaporkan bahwa evaluasi atas intelijen baru dan bukti di lapangan yang dirilis Jumat (11/2/2022) lalu menunjukkan bahwa Rusia sepenuhnya siap untuk melancarkan serangan dengan 130.000 tentara dan persenjataan utama di sekitar Ukraina di tiga sisi.
Rusia juga telah melakukan latihan militer di Rusia selatan, Laut Hitam dan Belarusia, yang berbatasan dengan Ukraina di utara.
Pada hari yang sama, Minggu (13/2/2022), Presiden Joe Biden mengatakan kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, bahwa Amerika Serikat akan menanggapi dengan cepat dan tegas jika Rusia menginvasi negaranya.
"Presiden Biden menjelaskan bahwa Amerika Serikat akan merespons dengan cepat dan tegas, bersama dengan sekutu dan mitranya, untuk setiap agresi Rusia lebih lanjut terhadap Ukraina," kata Gedung Putih yang mengungkapkan pembicaraan telepon antara Biden dan Zelensky.
Kedua pemimpin, kata mereka, "setuju tentang pentingnya melanjutkan diplomasi dan pencegahan dalam menanggapi peningkatan kekuatan militer Rusia di perbatasan Ukraina."
Baca juga: Konflik Rusia Ukraina Memanas, Vladimir Putin Menambah Pasukan di Perbatasan
Baca juga: Makin Panas, Militer Rusia Kepung Ukraina dari Darat dan Laut, AS Enggan Terlibat Konflik Terbuka
Percakapan itu terjadi setelah Zelensky dalam beberapa hari terakhir menganggap enteng ancaman invasi.
Ia mengatakan bahwa peringatan dari Amerika Serikat bahwa langkah Rusia sudah dekat tidak membantu untuk menjaga ketertiban.
"Semua informasi ini hanya membantu menciptakan kepanikan. Itu tidak membantu kami," katanya.
Ukraina juga mengatakan tidak ada rencana untuk menutup wilayah udara sipil, ketika Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba menegaskan bahwa situasi tetap terkendali dalam sebuah pernyataan video yang dirilis Minggu (13/2/2022).
"Kami siap untuk setiap skenario perkembangan situasi," katanya.
Baca juga: Kemlu RI Siapkan Rencana Kontijensi Evakuasi WNI dari Ukraina
Baca juga: Memanasnya Konflik Ukraina-Rusia Buat Indonesia Untung?
"Kami tidak tinggal diam selama beberapa bulan terakhir, kami telah mempersiapkan semua skenario - benar-benar semua - dan mulai sekarang kami siap untuk itu," katanya.
Sullivan mengatakan Amerika Serikat masih percaya Rusia dapat memilih jalur diplomatik.
Namun Jumat (11/2/2022) lalu Amerika Serikat memperingatkan semua orang Amerika di Ukraina untuk meninggalkan negara itu dalam waktu 48 jam sebagai persiapan atas kemungkinan invasi.