News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

ubir Kremlin: Putin 'Bersedia Negosiasi' Soal Jaminan Keamanan Ukraina

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat tempur Sukhoi Su-35S Rusia, jet tempur militer Su-34 dan jet tempur Su-30SM terbang dalam formasi di atas pusat kota Moskow selama parade militer Hari Kemenangan pada 9 Mei 2021. Rusia merayakan ulang tahun ke-76 kemenangan atas Nazi Jerman selama Perang dunia II.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin siap mengadakan pembicaraan tentang jaminan keamanan dan situasi di sekitar Ukraina.

"Pertama-tama, Presiden Putin selalu menuntut negosiasi dan diplomasi. Dan sebenarnya, ia memprakarsai masalah jaminan keamanan untuk Federasi Rusia.

Dan Ukraina hanyalah bagian dari masalah, itu adalah bagian dari masalah jaminan keamanan yang lebih besar bagi Rusia dan tentu saja Presiden Putin bersedia untuk bernegosiasi," kata Peskov pada Senin kemarin.

Baca juga: AS Pindahkan Kedutaan Dari Kyiv ke Lviv, Hingga Prediksi Waktu Invasi Rusia

Sebelumnya, Putin secara konseptual menyetujui rancangan Kementerian Luar Negeri Rusia tentang tanggapan negaranya itu atas proposal jaminan keamanan.

Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (15/2/2022), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyampaikan kepada Putin bahwa tanggapan Amerika Serikat (AS) terhadap isu-isu utama proposal yang diajukan Rusia adalah negatif.

Baca juga: Kenapa Rusia dan Ukraina Diambang Perang? Apa yang Diinginkan Putin?

Sementara itu pada Senin kemarin, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan memberikan penjelasan kepada anggota parlemen AS tentang situasi Ukraina dan tawaran AS untuk memberikan jaminan pinjaman negara senilai 1 miliar dolar AS kepada Ukraina untuk meredakan kekhawatiran perang di negara itu.

Selanjutnya, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa negaranya tengah 'mengintensifkan upaya untuk menghalangi Rusia dan akan menerapkan sanksi jika Rusia memutuskan untuk melanjutkan aksi militernya'.

Menurut Lavrov, NATO ingin menentukan sendiri perkembangan situasi di benua Eropa, sementara konsep keamanan yang tak terpisahkan berbeda dengan apa yang coba dihadirkan oleh negara Barat.

"Saya mengirim pesan khusus kepada semua rekan Barat kami, menarik perhatian mereka pada fakta bahwa kewajiban keamanan yang tidak dapat dibagi itu jauh lebih kompleks daripada yang mereka bayangkan, yakni membenarkan masuknya Ukraina ke NATO," tegas Lavrov pada pertemuan dengan Presiden Putin.

Baca juga: Ukraina Serukan Pertemuan dengan Rusia dalam Waktu 48 Jam, Bahas Ketegangan Perbatasan

Perlu diketahui, situasi di sekitar Ukraina telah memburuk dalam beberapa pekan terakhir.

NATO bahkan meningkatkan kekhawatiran atas dugaan penumpukan militer Rusia di dekat perbatasan Ukraina dan mendesak sekutu untuk meningkatkan dukungan militer mereka untuk Ukraina.

Rusia pun telah membantah tuduhan kemungkinan melakukan 'tindakan agresif' di perbatasan Ukraina yang dilontarkan oleh para pemimpin Barat.

Menurut Rusia, klaim tersebut digunakan negara Barat sebagai dalih untuk menyebarkan lebih banyak peralatan militer NATO di dekat perbatasan Rusia, serta untuk menutupi kebijakan Ukraina untuk menyabotase perjanjian Minsk di Donbas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini