Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Kanselir Jerman Olaf Scholz dikabarkan telah menolak tes Polymerase Chain Reaction (PCR) virus corona (Covid-19) yang disediakan oleh Gedung Kremlin dan justru mengambilnya di Kedutaan Besar Jerman di Rusia.
Ini ia lakukan sebelum bertemu secara langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (16/2/2022), saat itu, petugas medis Rusia diundang untuk mengamati proses pengujian tersebut.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengkonfirmasi bahwa Scholz tidak mengikuti tes yang ditawarkan Rusia.
Baca juga: Tarik Tentara di Perbatasan, Rusia Tegaskan Tak Mau Perang dengan Ukraina
Namun mencatat bahwa itu tidak mempengaruhi sifat pembicaraannya bersama Putin.
Menurutnya, ini hanya bentuk tindakan pencegahan yang diambil untuk melindungi kesehatan para pemimpin negara.
Peskov pun menekankan bahwa Rusia tentu saja menghormati protokol pengujian negara lain.
Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga telah menolak menjalani tes PCR tambahan yang dilakukan oleh petugas medis Rusia sebelum bertemu dengan Putin pada pekan lalu.
Peskov mengatakan bahwa langkah tersebut hanya akan membuat Macron duduk terpisah sejauh 6 meter di depan meja oval panjang selama pembicaraan dengan Putin.
Ia memang tidak menyampaikan rincian terkait mengapa Macron menolak tes itu, namun Reuters telah mengutip pernyataan seorang sumber bahwa Kantor Kepresidenan Prancis tidak ingin Rusia mendapatkan 'DNA Macron'.
Menurut laporan media yang belum dikonfirmasi, Kantor Kepresidenan Prancis merasa prihatin dengan upaya Rusia yang berupaya mendapatkan 'DNA Presiden', sehingga Macron pun mengorbankan jabat tangan secara pribadi dengan Putin karena alasan itu.